Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aditya Moha Berkali-kali Dapat Firasat Buruk Sebelum Ditangkap KPK

Kompas.com - 25/04/2018, 16:53 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR Aditya Anugrah Moha menceritakan kronologi sesaat sebelum dia ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Aditya, dia berkali-kali mendapat firasat buruk sebelum akhirnya terjaring dalam operasi tangkap tangan.

Hal itu dikatakan Aditya saat mendapat giliran bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (25/4/2018).

(Baca juga: Ketua PT Manado Diminta Aditya Moha untuk Tangani Perkara Ibunya)

 

Dia bersaksi untuk terdakwa mantan Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Sudiwardono.

Awalnya, menurut Aditya, dia bersepakat untuk menemui Sudiwardono di sebuah hotel di Jakarta.

Rencananya, dia akan menyerahkan uang 40.000 dollar Singapura kepada Sudiwardono.

"Jadi ada sedikit cerita. Sebelum saya ke hotel, ada banyak tanda yang menuntun saya supaya tidak pergi ke sana," ujar Aditya.

Menurut dia, pada sore hari, ia menghadiri sebuah acara seminar di kawasan SCBD Jakarta. Dalam acara tersebut, Aditya sempat mengambil sebuah gelas berisi air putih.

(Baca juga: Mantan Ketua PT Manado Gunakan Suap untuk Pribadi hingga Akreditasi Pengadilan)

Setelah meminum air, Aditya hendak meletakkan gelas di atas meja. Namun, belum sempat diletakkan, gelas yang digenggam itu pecah.

"Saya berpikir, wah ada tanda apa ini?" Kata Aditya.

Sebelum menemui Sudiwardono, Aditya menyempatkan untuk menjemput istrinya dan menemui anaknya.

Namun, saat hendak pergi, menurut Aditya, anaknya tiba-tiba memeluk dirinya erat-erat, seperti tidak ingin ditinggal pergi.

"Anak saya nangis luar biasa, sampai saya harus bujuk dulu. Dia bilang, 'papa harus pulang. Tapi setelah itu agak tenang, karena dikasi lihat youtube video anak," kata Aditya.

(Baca juga: Mantan Ketua Pengadilan Tinggi Manado Akui Terima Uang 110.000 Dollar Singapura)

Menurut Aditya, keanehan berlanjut saat ia menuju kendaraan pribadinya. Anaknya melarang dia menggunakan mobil sedan yang dia gunakan sebelumnya.

Akhirnya, Aditya berganti kendaraan dan menggunakan mobil lain yang kelasnya lebih rendah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com