JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyesalkan masih adanya tokoh-tokoh politik yang melontarkan berbagai komentar yang memancing kegaduhan di publik.
Ia menilai, tokoh-tokoh yang memancing kegaduhan tak memahami bahwa Indonesia memiliki agenda yang jauh lebih besar.
"Kita enggak paham kita negara hebat, buktinya masih ada tokoh kita yang tidak merasa memiliki negara ini, menimbulkan komentar yang menimbulkan kegaduhan, membuat kita pesimis. Ini sangat menyedihkan," ujar Wiranto dalam sambutannya membuka seminar yang digelar Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
(Baca juga: Demokrat Sebut Pertemuan SBY dan Wiranto Bahas Pilkada dan Pilpres)
Wiranto menegaskan, harusnya para tokoh dan masyarakat bisa bersatu mengingat Indonesia bisa menjadi negara besar dan maju.
Ia yakin, perkembangan Indonesia saat ini telah didukung dengan roadmap yang tepat. Jadi, penting untuk memelihara persatuan yang ada.
"Kita on the right track, tidak menyimpang dari cita-cita bangsa. Yang penting adalah pemerintah terus menyerap opini dan aspirasi publik serta memperbincangkannya di kabinet dan keluar jadi policy," ujar Wiranto.
Di sisi lain, para tokoh dan masyarakat harus menyadari kekayaan sumber daya dan keberagaman kultur yang dimiliki Indonesia. Indonesia, kata dia, juga telah memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman berperilaku.
"Kita harus menyadari kalau bangsa ini bersatu, Indonesia akan jadi negara raksasa di dunia," katanya.
(Baca juga: Wiranto: Coba Angkat Tangan, Siapa yang Setuju Indonesia Bubar?)
Selain itu, berbagai lembaga dunia telah menempatkan Indonesia sebagai negara berhasil dan diperhitungkan.
Wiranto mencontohkan, Indonesia mendapatkan peringkat tertinggi dalam tingkat kepercayaan publik ke pemerintah.
Negara ini juga menempati peringkat kedua sebagai tujuan investasi di ASEAN.
Wiranto juga meminta agar seluruh pihak menjauhi ujaran kebencian dan hoaks. Sebab, kedua hal tersebut berpotensi menjadi ancaman keamanan yang serius di dalam negeri. Hal itu akan berimbas pada terhambatnya upaya Indonesia untuk maju dan bersaing di tingkat global.
"Sebab, sebenarnya pada saat populasi masyarakat dunia semakin cepat dan kebutuhan sumber daya tinggi, otomatis persaingan ketat. Kita harus bertahan supaya eksis dalam persaingan," ujarnya.
Mantan Panglima Angkatan Bersenjata RI itu mengimbau agar publik fokus membahas hal-hal substansial untuk menghadirkan berbagai solusi dalam memecahkan masalah bangsa.