Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Juli 1947 dan Gugurnya Tiga Pahlawan AURI

Kompas.com - 09/04/2018, 18:36 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kompas TV Pada 9 April, TNI AU merayakan hari ulang tahun ke-72.

Instruksi KSAU

KSAU Komodor Udara S. Suryadarma sebenarnya telah menginstruksikan tiga hal melalui perwakilan AURI di Singapura terkait penerbangan Dakota VT-CLA kembali ke Tanah Air.

Pertama, penerbangan dilakukan pagi-pagi sekali atau sore hari menjelang matahari terbenam.

Kedua, Setibanya di atas Maguwo tidak perlu mengadakan putaran terlebih dulu, tetapi langsung mendarat.

Ketiga, penerbangan dilakukan secara sendiri.

Peringatan KSAU tersebut untuk mengantisipasi adanya serangan balasan Belanda atas pengeboman yang dilakukan pada 29 Juli 1947 pagi.

Baca juga : PHB AURI, Tulang Punggung Komunikasi Pejuang Kemerdekaan RI

Tiga pesawat AURI menjatuhkan bom di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Serangan itu sempat membuat panik tentara Belanda.

Namun, pesawat meninggalkan Singapura pukul 13.00, menuju Pangkalan Udara Maguwo. Entah instruksi KSAU tidak sampai atau ada hal-hal lain yang dipertimbangkan sehingga pesawat Dakota VT-CLA berangkat tidak sesuai instruksi. Tidak ada pernyataan yang mendukungnya.

Selain itu, keberangkatan pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan ke Indonesia telah disiarkan secara khusus oleh media massa The Malayan Times.

Pada siaran tersebut dinyatakan bahwa penerbangan tersebut hanya bersifat pengiriman obat-obatan dan telah ada persetujuan antara pemerintah Inggris dan Belanda.

Di samping itu, keberangkatan pesawat Dakota dari Singapura biasanya telah dikirim flight plan ke Pemerintah Belanda di Indonesia melalui telegram begitu pesawat lepas landas. Semestinya telegram diterima oleh Belanda pada hari itu juga.

Dengan dasar ketentuan hukum internasional yang telah dipenuhi itu, seharusnya penerbangan pesawat Dakota berlaku secara legal menuju Maguwo, Yogyakarta. Namun, kenyataannya Belanda tetap menembak pesawat Dakota.

Hal ini merupakan fakta awal dari pengkhianatan Belanda yang terencana untuk menghancurkan Dakota VT-CLA yang tidak bersenjata.

Sementara, pihak Belanda mengatakan penembakan pesawat Dakota dilakukan dengan sangat terpaksa karena tidak memakai tanda palang merah dan tidak jelas tanda kebangsaannya.

Bagaimanapun juga, seperti dikuti dari buku tersebut, pihak Belanda telah mengetahui bahwa pesawat tersebut adalah Dakota VT-CLA yang dibuntuti lebih dulu.

Sementara dalam laporannya tanggal 31 Juli 1947, Gubernur Jenderal H. J. Van Mook menyatakan, "...pesawat tersebut (pesawat yang mengebom Semarang) dikejar dan di Maguwo ditembaki dalam hanggar...selanjutnya di Maguwo satu pesawat musuh bermesin dua ditembak jatuh sedangkan satu pesawat berbaling-baling empat dihancurkan di tanah."

Pemakaman Jenazah

Atas permintaan keluarga, Jenazah Adisutjipto dimakamkan di pemakaman umum Kuncen, Yogyakarta. Sementara Abdulrachman Saleh dimakamkan di pemakaman keluarga yang juga terletak di Kuncen.

Sedangkan, jenazah Adisumarmo dimakamkan di pemakaman Semaki, yang kemudian berubah namanya menjadi Taman Makan Pahlawan Kusuma Negara Semaki.

Iring-iringan pengantar jenazah demikian panjangnya, diawali dengan pasukan pejalan kaki AURI dan disusul dengan kereta jenzah. Para pelajar, pegawai, masyarakat dan masyarakat umum ikut berpartisipasi mengiringi kereta jenazah menuju pemakaman.

Proses oemakaman ketiga tokoh perintis AURI tersebut diawali dengan upacara militer. Tembakan salvo mengiringi masuknya peti jenazah ke liang lahat.

Gugurnya ketiga tokoh perintis tersebut justru memompa semangat anggota AURI lainnya untuk tetap gigih melawan Belanda.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com