Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Bagian II)

Kompas.com - 09/04/2018, 09:28 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kemudian, Kadet Udara I Bambang Saptoadji ditugaskan menggunakan pesawat Hayabusha untuk mengawal pembom Guntei di atas Kota Semarang.

Sementara itu, Kadet Udara I Sutardjo Sigit didampingi penembak udara Sersan Udara Sutardjo dan Kadet Penerbang Suharnoko Harbani didampingi penembak udara Sersan Udara Kaput ditugaskan menyerang Salatiga. Mereka menggunakan pesawat Cureng.

Untuk semuanya, mereka diingatkan tentang penggunaan taktik mendadak (surprise). Mereka menyadari bahwa mereka sangat terbatas dalam hal pesawat dan awaknya. Untuk itu, serangan harus dilakukan sedini mungkin.

Operasi harus berlangsung kurang dari satu jam untuk menghindari penyergapan atau pengejaran lawan.

(Baca juga: Angkatan Udara Republik Indonesia, 72 Tahun Silam Hingga Kini...)

Malam semakin larut. Tepat pukul 01.00, teknisi memastikan bahwa pesawat Hayabusha tidak dapat melaksanakan operasi. Hal itu disebabkan sistem senjatanya rusak dan tidak dapat diatasi.

Kabar buruk itu betul-betul mengecewakan Kadet Bambang Saptoadji. Mimpinya untuk mendarmabaktikan tenaga dan jiwa untuk Tanah Air sirna seketika. Terlebih lagi, operasi ini adalah ajang pembuktian kemampuannya di hadapan Pimpinan TNI AU.


Mobil mogok hingga kata-kata penyemangat KSAU

Setelah menerima perintah, para penerbang kembali ke Wonocatur untuk istirahat sebentar. Tempat tidur Sutardjo berupa lima kursi kantor yang dibuat sejajar dan payung udara yang dijadikan bantal tidak cukup nyaman.

Apalagi ditambah bayangan yang berkecamuk di dalam pikiran. Sutardjo yang hari itu tepat berusia 20 tahun bertanya dalam hati, masihkah usianya bertambah, atau berhenti bersamaan dengan operasi militer yang sudah di depan mata.

(Baca juga: Tingkatkan Kemampuan Pilot, Pesawat Tempur Skadron Udara 12 Latihan Terbang Malam)

Pada malam itu, mereka hanya tidur dua jam. Pukul 04.00 dini hari, mereka sudah siap di lapangan terbang Maguwo. Mereka berangkat menggunakan mobil Packard warna hitam.

Sialnya, di tengah jalan sedan tua tersebut mendadak mogok. Walau sudah didorong, mesin tetap tak mau menyala. Bahkan, muncul percikan api dari bagian mesin. Akibatnya, keempat kadet tersebut meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.

Di pangkalan udara, KSAU Komodor Udara Suryadi Suryadharma dan pimpinan TNI AU lainnya telah menunggu. Para penerbang menerima briefing terakhir sebelum menjalankan misi. Kini tiba saatnya pelepasan ketiga pesawat.

Saat itu, Suryadharma menyampaikan kata-kata, “Saya tunggu kalian di sini”. Para penerbang muda itu pun pamit dan berjalan menuju pesawat masing-masing.

Bersambung "Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Habis)"

***
Dalam rangka HUT ke-72 TNI AU ini pula, Kompas.com akan menanyangkan sejumlah berita-berita angkatan udara Indonesia sejak dahulu hingga saat ini, termasuk kisah-kisah heroik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Simak selengkapnya di Kompas.com sepanjang hari ini.

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjajal kecanggihan pesawat Sukhoi SU- 30, milik TNI Angkatan Udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com