JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai NasDem Jhonny G Plate mengomentari pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal elite di Indonesia.
Ia menilai pernyataan tersebut tidak layak diucapkan jika dimaksudkan sebagai bagian dari kontestasi politik jelang Pilpres 2019, sebab pernyataan Prabowo cenderung fitnah.
"Ini bagian pasti dari kontestasi Pilpres tapi bagian kontestasi Pilpres tidak layak kalau digunakan dengan cara-cara fitnah, tidak layak kalau digunakan cara menghasut," ujar Jhonny saat ditemui di kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
(Baca juga: Sekjen Nasdem: Pernyataan Prabowo Kasar, Lebih Banyak Fitnah)
Menurut Jhonny, sebaiknya Prabowo menyampaikan gagasan pembanding atau alternatif saat mengkritik pemerintah.
Namun, kata Jhonny, gagasan alternatif itu belum pernah muncul hingga saat ini.
"Apa yang layak disampaikan gagasan pembanding yakni gagasan alternatif ide-ide alternatif, tapi sampai sekarang enggak ada itu. Kami tunggu," kata Jhonny.
Prabowo Subianto beberapa kali membuat pernyataan mengenai para elite di Tanah Air. Setidaknya, pernyataan itu disampaikan dua kali.
Pertama, dalam deklarasi pasangan Ahyar Abduh-Mori Hanafi untuk maju Pilkada NTB 2018 pada 2 Oktober 2017 lalu. Saat itu, Prabowo mengaku kapok bergaul dengan para elite di Jakarta. Dia menilai, senyum para elite itu adalah sebuah kepalsuan.
Oleh karena itu, Prabowo mengaku, lebih baik melihat senyum rakyat kecil daripada harus melihat senyum para elite yang penuh kepalsuan.
"Kalau kalian senyum, asli. Senyum benar-benar dari hati bukan senyum palsu," ucap Prabowo.
(Baca juga: Effendi Gazali: Prabowo Galau, Sedang di Bawah Tekanan)
Namun, dia enggan mengungkapkan nama para elite di Jakarta yang dimaksudnya. Dia hanya kembali menegaskan bahwa elite di Jakarta banyak bohongnya. Sehingga, meski banyak menerima undangan di Jakarta, Prabowo mengaku dirinya lebih baik memilih untuk tidak hadir dan lebih baik menghadiri kegiatan di daerah.
Menurut dia, para elite itu tidak mengerti masalah bangsa Indonesia dan kenyataan bahwa kekayaan Indonesia kini lebih banyak dikuasai asing.
"Jadi elite itu pintar, pintarnya bukan main. Kadang gelarnya banyak sekali tapi tidak tahu dari mana gelar itu," tuturnya.
Kedua, Prabowo mengucapkan itu dalam kampanye cagub-cawagub Jawa Barat, Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Depok, kemarin (1/4/2018).
Menurut dia, akibat ulah para elite di Indonesia, kini perekonomian tak berpihak kepada rakyat kecil. Sebab, Prabowo menilai, para elitelah yang ada di dalam lingkaran pengambilan kebijakan di Indonesia.
Prabowo menilai, mulai dari elite di pemerintahan, partai politik, hingga para pengusaha dan cendekiawan turut bertanggung jawab atas terbangunnya sistem perekonomian neoliberal di Indonesia.
"Terutama elite, kita terus terang saja minta ampun, deh. Gue sudah kapok sama elite Indonesia," kata Prabowo.