Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Effendi Gazali: Prabowo Galau, Sedang di Bawah Tekanan

Kompas.com - 03/04/2018, 19:53 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sedang gundah. Hal itu mengacu kepada penyataan-pernyataan Prabowo yang lebih intens belakangan ini dan menjadi perhatian publik.

"Tepatnya (hal itu mencerminkan) orang (sedang) di bawah tekanan waktu, mengalami kegundahan. Gundah atau galau juga boleh," ujarnya saat ditemui di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Dalam konteks psikologi komunikasi. tutur Effendi, bila orang sudah terdesak waktu atau terpepet waktu, maka ia akan gundah dan kesal.

(Baca juga: Prabowo Dinilai Sedang Jalankan Strategi Politik Ala Donald Trump)

Dalam konteks Prabowo, Effendi mengatakan kegundahan itu muncul akibat pendaftaran calon presiden sudah kian dekat.

Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali.KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali.

"Ini kan pendaftaran presiden makin dekat, 4 -10 Agustus 2018. Sementara keputusan MK presidential threshold-nya 20 persen, orang jadi begini, 'ini saya jadi maju enggak sih?'," kata Effendi.

Di sisi lain, ucap dia, Jokowi yang digadang-gadang akan maju di Pilpres 2019 kian didekati partai-partai lain. Bahkan presidential threshold-nya bisa lebih dari 50 persen.

Ketidakpastian itu, dari sisi psikologi komunikasi, akan tercurahkan lewat kemarahan kepada sistem sehingga membuat orang tersebut berada di bawah tekanan waktu.

"Nah, kemarahan terhadap sistem, bisa menyebabkan orang di bawah tekanan waktu, bisa memilih kosa kata yang bunyinya beda," kata dia.

(Baca juga: Menurut PKS, Rencana Prabowo Jadi Capres Belum Pasti)

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyatakan pernyataannya soal Indonesia bubar pada 2030. Ia menuturkan bahwa hal itu didasarkan pada scenario writing pihak asing.

Prabowo ingin menyampaikan skenario tersebut sebagai sebuah peringatan bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi, penguasaan sumber daya, hingga persoalan lingkungan.

Pada Minggu (1/4/2018) di acara kampanye calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Depok, Prabowo kembali menyampaikan pernyataan keras.

(Baca juga: AHY Sebut Jokowi dan Prabowo Belum Aman untuk Pilpres 2019)

Ia mengaku kapok dengan elite Indonesia. Prabowo Subianto menilai, kelompok elite di Indonesia bertanggung jawab besar atas perekonomian Indonesia saat ini.

Menurut dia, akibat ulah para elite di Indonesia, kini perekonomian tak berpihak kepada rakyat kecil. Sebab, Prabowo menilai, para elitelah yang ada di dalam lingkaran pengambilan kebijakan di Indonesia.

Prabowo menilai, mulai dari elite di pemerintahan, partai politik, hingga para pengusaha dan cendekiawan turut bertanggung jawab atas terbangunnya sistem perekonomian neoliberal di Indonesia.

Kompas TV Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Effendi Gazali angkat suara terkait pernyataan Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com