PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Prabowo Bisa Redam Friksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira menilai, pertemuan politisi PDI-P Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan berdampak positif bagi kondisi perpolitikan di Indonesia.

Ia menilai, pertemuan tersebut bisa meredam friksi yang terjadi di antara kedua partai.

"Karena kita lihat banyak komunikasi yang berjalan secara tak langsung sehingga muncul di tengah, kemudian (muncul) kesalahpahaman atau friksi yang tak perlu," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

"Inisiatif yang diambil Mbak Puan, ya bagus sekali itu untuk membangun komunikasi lintas partai, baik dengan pendukung Pak Jokowi maupun yang belum (mendukung)," lanjut Andreas.

(Baca juga : Gerindra Sambut Baik Rencana Pertemuan Puan dengan Prabowo)

Ia menganggap wajar pertemuan Puan dengan Prabowo. Hal itu bukan hal baru bagi politisi PDI-P untuk menjalin komunikasi dengan politisi partai lain yang bersebrangan.

Bahkan, kata Andreas, saat Prabowo pulang dari Yordania, yang menjemput di bandara justru politisi senior PDI-P, Taufik Kiemas.

Sebelumnya Puan mengaku akan bertemu Prabowo Subianto.

"(Saya) ketemu langsung belum sih, tapi ya ada rencana saya mau ketemu Mas Bowo (Prabowo)," ujar Puan saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (2/4/2018).

(Baca juga : Fadli Zon Sebut Pertemuan Puan dan Prabowo Sekadar Silaturahmi)

Puan mengaku kenal baik dengan Prabowo. Oleh sebab itu, ia biasa memanggilnya dengan sapaan 'Mas Bowo'.

Namun berbeda ketika saat acara formal. Puan tetap memanggilnya dengan sapaan 'Pak Prabowo'.

Puan enggan menyebut, sebagai apa dirinya saat bertemu Prabowo. Apakah sebagai utusan Presiden Joko Widodo, utusan PDI Perjuangan atau justru sebagai personal biasa saja.

"Sebagai apa saja, bisa sebagai keponakannya mungkin," ujar Puan