Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Meringankan Bingung Saat Ditanya Sisi Negatif Setya Novanto

Kompas.com - 19/03/2018, 14:04 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena dihadirkan sebagai saksi meringankan bagi terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (19/3/2018).

Dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, Melki tak henti-hentinya menyanjung Setya Novanto.

Mantan Staf Ahli Ketua Fraksi Golkar itu menyebut Setya Novanto memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

(Baca juga: Saksi Meringankan: Setya Novanto Kadang Tidur Tiga Jam Per Hari)

Namun, Melki tak bisa berkata dengan lancar saat giliran ditanya oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), apalagi saat ditanya hal-hal buruk dalam diri Setya Novanto.

"Sekarang saya tanya, terdakwa Setya Novanto ini punya hal negatif apa yang saksi tahu? Supaya keterangannya lebih berimbang," kata jaksa Ahmad Burhanuddin.

Freddy Latumahina selaku Ketua DPP Partai Golkar Bidang Organisasi dan Melki Laka Lena selaku Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (19/3/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Freddy Latumahina selaku Ketua DPP Partai Golkar Bidang Organisasi dan Melki Laka Lena selaku Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (19/3/2018).
Namun, Melki mengaku tidak dapat menjawab pertanyaan itu karena sulit.

"Wah, susah juga, ya, kalau yang ditanya hal-hal buruknya," kata Melki.

Sebelumnya, Melki mengatakan bahwa ia mengenal Novanto sejak 2005 saat Novanto diusung sebagai calon anggota DPR dari daerah pemilihan NTT II.

(Baca juga: Menurut Dokter, Fredrich Rancang Diagnosis Sebelum Novanto Kecelakaan)

Melki menyebut, Novanto banyak berperan untuk menyejahterakan masyarakat NTT.

"Baik dari program DPR maupun pribadi, dia sering berkegiatan sosial. Bantu masyarakat di bidang pertanian dan peternakan. Di sana sampai bangun Novanto Center," kata Melki.

Selain itu, menurut Melki, Novanto senang menerima tamu. Menurut dia, Novanto tak pernah membedakan latar belakang tamu yang berkunjung ke rumahnya.

Bahkan, tamu-tamu berdatangan sejak pagi hingga tengah malam.

Kompas TV Jaksa penuntut umum menghadirkan saksi dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau untuk terdakwa kasus merintangi penyidikan KPK, Fredrich Yunadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com