JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto meyakini poros ketiga di pemilu presiden 2019 mendatang akan sulit terbentuk. Hal ini berkaca pada jumlah partai pendukung pemerintah yang menguasai 62,5 persen kursi DPR.
Sementara untuk mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden, parpol harus mengantongi 20 persen kursi DPR.
"Jadi 62,5 persen tambah 20 persen kan 82 persen. Yang satu kekurangan," kata Airlangga.
"Secara matematis hanya ada dua poros," tambah dia.
Baca juga : Fadli Zon: Poros Ketiga Sulit Terbentuk, Jokowi dan Prabowo Bakal Rematch
Airlangga mengakui dua parpol pendukung pemerintah yakni PKB dan PAN bisa saja menyeberang ke poros ketiga. Sebab, kedua parpol tersebut sampai saat ini belum mendeklarasikan akan mengusung Jokowi lagi. Namun, menurut dia, spekulasi itu juga belum bisa dipastikan.
"Tapi yang namanya politik lihat saja," kata Airlangga.
Baca juga : Poros Ketiga, Demokrat Tawarkan AHY ke PKB dan PAN
Airlangga hanya memastikan bahwa Partai Golkar yang sudah deklarasi mengusung Jokowi di 2019 tak akan mengalihkan dukungannya. Sementara, untuk calon wakil presiden yang akan mendampinginya Jokowi, menurut dia, hal tersebut belum dibahas di internal partai.
Hal ini disampaikan Airlangga menanggapi Mahfud MD yang sudah menyatakan bersedia jadi cawapres Jokowi.
"Golkar belum menjaring (cawapres). Yang sudah, memutus untuk mendukung Bapak Presiden. Kalau yang lain belum. Kami masih konsentrasi pilkada," kata dia.