Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama: Perempuan Punya Kekuatan Cegah Korupsi

Kompas.com - 08/03/2018, 22:18 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
—Perempuan diyakini punya kekuatan luar biasa dalam mencegah sikap dan perilaku koruptif sejak dari lingkungan keluarga. Penanaman kesadaran sejak dini terkait pencegahan korupsi, menjadi faktor kunci.

"Kekuatan perempuan ada pada kelembutannya mengajarkan kesadaran kepada seluruh anggota keluarga tentang bahaya korupsi," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT), di Jakarta, Kamis (8/3/2018), seperti termaktub dalam siaran pers-nya.

Pelatihan tersebut mengangkat tema "Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga". Lukman pun menggarisbawahi pentingnya kesadaran pencegahan korupsi berawal dari keluarga.

Faktor kesadaran, kata Lukman, adalah modal penting menjauhkan budaya korupsi sejak di lingkungan terkecil yaitu keluarga. Terlebih lagi, korupsi tidak hanya akan merugikan pelakunya tetapi juga orang lain—termasuk keluarga—dan dilarang oleh ajaran agama apa pun.

Dalam acara tersebut, Lukman sempat berdialog dengan para peserta yang merupakan para istri pegawai Kementerian Agama. Diskusi pun banyak menyinggung penyebab praktik korupsi terus saja terjadi.

Selain faktor eksternal, Lukman berpendapat korupsi juga terpicu oleh ketidakmampuan pengendalian diri terkait pemenuhan nafsu duniawi yang melampaui batas. Gaya hidup dan gengsi yang melebihi kemampuan pendapatan, sebut dia, ada di antara cirinya.

"Ada gengsi seakan istri pejabat harus gaul sama sosialita. Ada tuntutan gaya hidup, masa istri pejabat ngopi di kafe kelas mewah. Kalau tidak punya qanaah pasti akan merasa kurang saja dalam hidup dan ujung-ujungnya pasti korupsi," papar Lukman.

Karenanya, Lukman mengajak para peserta pelatihan untuk berperan menjadi garda terdepan pencegahan korupsi.

"Kita sedang menorehkan sejarah untuk generasi ke depan agar punya kesadaran perangi korupsi," tegas Lukman.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah, ketiga dari kanan) dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan (tengah, ketiga dari kiri) berfoto bersama dengan para penggagas dan pelaksana kegiatan Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT) bertema Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga di Jakarta, Kamis (8/3/2018)Dok Kementerian Agama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah, ketiga dari kanan) dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan (tengah, ketiga dari kiri) berfoto bersama dengan para penggagas dan pelaksana kegiatan Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT) bertema Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga di Jakarta, Kamis (8/3/2018)

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengingatkan, perang melawan korupsi hakikatnya bukan semata tugas KPK. Semua kalangan, kata dia, punya tugas yang sama, termasuk para perempuan dan ibu.

Menurut Basaria, tugas KPK hanyalah pendorong dan pemacu semua kementerian, serta pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan seterusnya, untuk tidak membiarkan korupsi terjadi.

"Visi utama kita adalah pencegahan," tegas Basaria.  

Terkait pentingnya peran perempuan dalam pencegahan korupsi, Basaria memaparkan hasil riset yang pernah digarap KPK pada 2012. Merujuk riset itu, ungkap dia, ternyata hanya 4 persen anak yang mendapatkan pengajaran soal kejujuran oleh para ibu.

Padahal, 80 persen pendidikan awal diperoleh dari ibu dan 50 persen lebih penduduk Indonesia adalah perempuan.

"Kita anggap andai seluruh perempuan kita ajak bersama sesuai dengan pekerjaaan masing-masing, untuk selalu mengingatkan (pencegahan) korupsi.. kalau di rumah ingatkan anak, adik, suami, dan di  kantor ingatkan teman-teman... rasanya pencegahan (korupsi) akan ringan," kata Basaria.

Basarian lalu mengajak para ibu mengenali, memahami, mengingkatkan, dan melaporkan tindak pidana korupsi. Tujuannya, tegas dia, melindungi suami dan anak atau keluarga dari perbuatan melanggar hukum tersebut.

Inspektur Jenderal Kemenag Nurkholis Setiawan mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk upaya pencegahan korupsi di internal Kementerian Agama. Kegiatan digelar bersama Gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK), gerakan antikorupsi hasil kerja sama Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) dan KPK.

Menurut Nurkholis, perempuan bisa berpartisipasi melakukan pencegahan korupsi apa pun latar belakang pendidikan dan pekerjaaannya. Pelatihan tersebut diikuti 110 peserta, terdiri atas istri pejabat eselon I Kementerian Agama dan istri kepala kantor wilayah Kementerian Agama.

Sebelumnya, kegiatan serupa pernah digelar pula dengan melibatkan 64 peserta. "Jika ditotal akan ada 174 kader antikorupsi dan semoga bisa menginspirasi kaum pria untuk melakukan kegiatan yang sama," ungkap Nurkholis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com