Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Safari Keagamaan Kapolri Jelang Pilkada...

Kompas.com - 07/02/2018, 07:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mulai rutin mengunjungi organisasi masyarakat keagamaan dalam beberapa waktu terakhir. Menurut dia, kunjungan itu sudah biasa ia lakukan sebelumnya.

Namun, ada hal yang berbeda dalam beberapa kunjungannya yang terakhir. Ada pesan yang dia tekankan pada pengurus ormas-ormas tersebut karena memasuki tahun politik.

"Saat ini kita menghadapi pilkada, jangan sampai ada konflik terjadi," ujar Tito saat menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Timur, Rabu (31/1/2018).

Dalam pertemuan itu juga dihadiri belasan ormas Islam lainnya. Tito mengatakan, hubungan perlu dibangun dengan ormas Islam untuk mendinginkan suasana, bukan untuk berat sebelah dan mendukung pasangan calon tertentu.

Ia menegaskan bahwa posisi Polri adalah netral dalam segala kegiatan politik praktis.

"Kami mohon bantuan dengan ormas, tujuannya membuat pilkada aman, damai, tanpa konflik, dan Indonesia bisa maju," kata Tito.

(Baca juga: Kapolri: Tak Ada Sedikitpun Niat Saya Kesampingkan Ormas Islam Selain NU dan Muhammadiyah)

Kunjungan selanjutnya dilakukan ke kantor DPP Syarikat Islam Indonesia di Grogol, Jakarta Barat, Selasa (6/2/2018). Pesan yang sama juga ditekankan Tito, yakni mendinginkan suasana yang mulai memanas jelang pilkada.

Tito mengatakan, ia ingin memastikan komitmennya sama dengan ormas keagamaan untuk menjaga keutuhan NKRI, toleransi antarumat beragama maupun antarsuku dan ras.

Di samping itu, seluruh elemen masyarakat diminta membangun isu positif yang akan menetralkan gejolak menjelang pilkada.

"Jangan sampai kalah dengan isu untuk kepentingan sektoral yang rawan provokatif dan perpecahan bangsa," kata Tito.

(Baca juga: Temui Pengurus Ormas Syarikat Islam, Ini Permintaan Kapolri)

Tak hanya kepada dua ormas Islam, Tito memastikan dirinya juga akan mendatangi ormas-ormas lain untuk meminta komitmen mereka menyebarkan pesan damai menjelang pilkada.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyambangi kantor DPP Syarikat Islam Indonesia di Grogol, Jakarta Barat, Selasa (6/2/2018).KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyambangi kantor DPP Syarikat Islam Indonesia di Grogol, Jakarta Barat, Selasa (6/2/2018).
Kapolri juga memerintahkan jajaran kepolisian di bawahnya, di tingkat Polda, Polres, hingga Polsek untuk mencari mitra dalam rangka mendinginkan situasi politik. Dengan demikian, bisa dirancang cara untuk meredam gejolak politik yang disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.

"Kita tidak mau terjadi pilkada ini yang harusnya jadi pesta demokrasi memilih pemimpin, jangan sampai nanti jadi ajang konflik," kata Tito.

Rencananya, hari ini, Rabu (7/2/2018), Tito kembali melakukan safari keagamaan dengan mengunjungi pemuka agama Ali Bin Abdurahman Assegaf di Majelis Taklim Al-Afaf, Tebet, Jakarta Selatan, serta menyambangi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Senen, Jakarta Timur.

Ada anggapan safari keagamaan Tito merupakan ajang klarifikasi terkait video pidatonya yang viral di media sosial. Dalam video itu, pernyataan Tito seolah mengesampingkan ormas islam selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Tito menepis anggapan itu. Menurut dia, video yang dipotong dari 26 menit menjadi 2 menit itu sudah clear dan tidak dipermasalahkan lagi. Ia menganggap potongan video itu tidak utuh sehingga memunculkan mispersepsi.

"Sedikit pun tidak ada niat dari saya selaku Kapolri, termasuk Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Polri sangat berkepentingan untuk membangun hubungan baik dengan ormas manapun sepanjang satu visi," kata Tito.

(Baca juga: Anggap Sudah "Clear", Kapolri Tak Akan Putar Video Utuh Pidatonya yang Viral)

Kompas TV Pengalaman menjaga Pilkada serentak sebelumnya membuat Polri optimistis Pilkada tahun ini juga jauh dari potensi kerawanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com