JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menemui Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, di Wahid Institut, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Seusai pertemuan, Yenni mengungkapkan, ia dan Hasto membahas banyak hal dan bukan soal pilkada.
"Kami bergerak bukan dalam rangka pusaran politik praktis, tetapi pusaran politik kebangsaan, kami bergerak di tatanan nilai," ujar Yenny.
Saat ditanya soal dukungan pada Pilkada Jatim, Yenny kembali menegaskan sikapnya. Ia memastikan, semua keluarga besar Gusdur mengambil jarak yang sama dengan semua kandidat karena yang bersaing adalah tokoh utama NU.
Baca juga: Demi Buah Hati, Alasan Sebenarnya Yenny Wahid Enggan Maju Pilkada Jatim
Ia mengungkapkan, pertemun dengan Hasto membicarakan kuliner hingga gizi buruk di Asmat, Papua.
Untuk kuliner, hal yang dibicarakan yaitu program PDI Perjuangan terkait dengan kampanye kuliner khas Indonesia.
Selain itu, kata Yenny, mereka membicarakan ancaman kebangsaan. Hal ini diangkat lantaran keduanya menilai adanya isu-isu yang mengancam nilai-nilai kebangsaan.
Sementara itu, hal lain yang dibahas terkait kejadian luar biasa gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.
Baca juga : Alasan Yenny Wahid Tolak Tawaran Prabowo Maju di Pilkada Jawa Timur
Yenny mengusulkan agar PDI-P ikut mengampanyekan pentingnya ASI karena banyak ibu-ibu yang abai untuk menyusui anaknya sehingga menimbulkan gizi buruk.
"Soal ASI itu penting sekali banyak gizi buruk yang terjadi karena ibu-ibunya tidak menyusui anaknya," kata Yenny.
Sementara itu, Hasto mengatakan, pertemuan dengan Yenny merupakan upaya PDI-P membangun dialog kebangsaan untuk mewujudkan ruang politik dan ruang dialog dengan Wahid Institute.