JAKARTA, KOMPAS.com — Putri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, menolak tawaran Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada Pilkada Jatim 2018.
Bakal calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, keputusan yang diambil Yenny Wahid adalah bagian dari hak politik.
"Maju atau tidak maju dalam kontestasi pilkada mana pun adalah hak pilihan politik," kata Khofifah di Auditorium TMPNU Kalibata, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Oleh karena itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdhatul Ulama itu menghargai pilihan politik Yenny.
Baca juga: Gerindra, PKS, dan PAN Pasrah Ditolak Yenny Wahid
"Kami semua memberikan penghargaan apresiasi atas setiap pilihan politik setiap warga bangsa, termasuk Mbak Yenny Wahid," ujar Khofifah.
Khofifah mengaku belum mengonfirmasi soal penolakan Yenny untuk menjadi pesaingnya pada Pilkada Jatim.
"Saya belum konfirmasi ke Mbak Yenny untuk kali ini. Belum pada posisi maju (Pilkada) Jawa Timur. Saya belum tanya langsung, saya hanya dapat informasi dari berbagai media yang saya baca," kata Khofifah.
Baca: Pilkada Jatim, Prabowo Sedih Ditolak Yenny Wahid
Pada Pilkada Jatim, ada lima partai politik yang mendukung Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak, yaitu Partai Nasdem, Demokrat, Golkar, PPP, dan Hanura.
Tiga partai politik sudah memberikan surat rekomendasi dukungannya, yakni Partai Demokrat, Nasdem, dan Hanura.