JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyebut bahwa Partai Golkar tidak menepati janjinya soal upaya mewujudkan Golkar yang bersih.
Ari menyoroti keputusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menunjuk Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR RI untuk menggantikan Setya Novanto yang tengah mendekam di tahanan akibat kasus korupsi e-KTP.
"Golkar menjadi tidak sesuai janjinya, bersih. Kehadiran Airlangga sebagai ketua umum itu sudah merepresentasikan Golkar baru, bersih, dan muda. Ini harusnya ditransformasikan ke Ketua DPR. Sosoknya juga harus baru, muda dan bersih," ujar Ari saat ditemui di Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).
"Kalau Golkar tidak menunjuk sosok yang demikian, itu akan menjadi bunuh diri politik namanya," kata dia.
(Baca juga: Dua PR untuk Bambang Soesatyo, Selesaikan Pansus Angket KPK dan Revisi UU MD3)
Sosok Bambang atau yang populer disapa Bamsoet, lanjut Ari, dianggap punya keterkaitan dengan kasus korupsi e-KTP. Penyidik KPK sempat memanggilnya untuk dimintai keterangan, namun Bamsoet tidak memenuhi panggilan tersebut.
Ari menyatakan, seharusnya internal Partai Golkar tidak main-main dengan menunjuk sosok menjadi ketua DPR, terutama terkait rekam jejak dalam kasus hukum.
"Kalau orangnya sejenis, serupa dengan Setya Novanto, positioning politik Golkar pada 2019 nanti akan lemah. Pengganti Novanto itu harusnya antitesis dari dia, kebalikan dari Novanto sendiri," ujar Ari.
Ari juga heran, mengapa akhirnya Bamsoet yang ditunjuk sebagai pengganti Novanto. Pasalnya, proses penunjukan Bamsoet sendiri tidak berjalan mulus di internal Partai Golkar.
"Penunjukan Bamsoet di internal Golkar sebenarnya tidak mulus. Ini mengindikasikan ada dinamika sebenarnya yang tidak memuluskan nama Bamsoet. Ini harusnya kembali jadi pertimbangan," ujar Ari.
(Baca juga: Tunjuk Bamsoet Jadi Ketua DPR, Golkar Dinilai Menggali Kubur Sendiri)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya telah resmi menunjuk anggota Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo alias Bamsoet sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Airlangga di ruang rapat Fraksi Partai Golkar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.