Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Deddy Kalah Nyunda, Nyakola, Nyantika, dan Nyatria

Kompas.com - 04/01/2018, 19:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden PKS Sohibul Iman memberikan penjelasan ihwal keputusan partainya memilih Sudrajat untuk diusung sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) di Pilkada Serentak 2018.

Padahal sebelumnya, PKS sudah menyatakan dukungan kepada Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang didukung oleh Demokrat dan PAN.

"Dalam pandangan kami Pak Sudrajat puya potensi yang sangat luar biasa walaupun hari ini elektabilitasnya masih kecil," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (4/1/2017).

Ia menuturkan, PKS menimbang Sudrajat dan Deddy Mizwar dari aspek kepemimpinan versi masyarakat Sunda, suku asal Jawa Barat.

Pertama, nyunda yakni punya jiwa Sunda dan diterima oleh masyarakat dan tokoh sunda. PKS menilai Sudrajat lebih nyunda dan bisa diterima oleh masyarakat Sunda.

Sementara itu, Deddy Mizwar, kata dia, berada di bawah Sudrajat dalam aspek pertama ini. Apalagi, ucap Sohibul, Deddy bukanlah orang Sunda.

(Baca juga : Sudrajat Akui Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar Lawan Kuat di Pilgub Jabar)

Kedua, nyakola yaitu terkait pendidikan. PKS memuji Sudrajat lantaran lulusan Harvard, karirnya di TNI cemerlang hingga berpangkat Mayjen, dan pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk China.

Dari situ, PKS menilai Sudrajat lebih unggul dari Deddy di aspek kedua ini.

Ketiga yaitu nyantri. Diakui PKS, Sudrajat tidak terlalu unggul di spek ini ketimbang Deddy. Namun Sohibul menilai Sudrajat juga punya "darah" nyantri.

Kakek Sudrajat, kata Sohibul, adalah pemilik pesantren. Sudrajat pun punya pesantren.

Selain itu PKS juga mengaku sudah mengecek ke lapangan tidak ada resistensi sosok Sudrajat di mata para ulama Jawa Barat.

Keempat, nyantika atau sopan santun. Dari tutur kata ujar Sohibul, Sudrajat memiliki tutur kata yang halus. Hal ini dianggap cukup memenuhi aspek keempat ini.

Sementara Deddy Mizwar sendiri adalah tokoh yang ceplas-ceplos dan kerap melontarkan kritik bila ada hal yang ia nilai tidak sesuai seharusnya.

(Baca juga : Tweet-War, Bukti Ketidakcocokan Deddy Mizwar dengan PKS)

Aspek kelima dan terakhir adalah nyatria atau bobot nilai kesatria. Pada aspek ini, PKS tak ragu menilai Sudrajat mengungguli Deddy Mizwar.

Selain karena latar belakang tentara, Sudrajat juga dinilai tetap gagah meski usianya sudah berumur.

"Mayjen saya kira pasti kesatria. Usianya walau sudah 68 tetapi beliau masih gagah ya. Good looking lah beliau," kata dia.

"Aspek itu kami kalkulasi bobot-bobot itu ya hasilnya kemudian Pak Sudrajat memiliki kelebihan maka kami pilih," sambung Sohibul.

Sementara terkait dengan dokumen kontrak politik Deddy Mizwar dengan Demokrat yang dipersoalkan oleh PKS, Sohibul mengatakan bahwa persoalan itu sudah selesai.

Sebelumnya, Sohibul mengatakan bahwa Deddy Mizwa akan ngopi bareng dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid yang mengunggah dokumen politik Deddy ke media sosial Twitter.

Kompas TV Partai Demokrat terus melakukan komunikasi dengan Partai Golkar untuk bisa memajukan kadernya Deddy Mizwar dalam Pilkada Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com