Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Baru Golkar Harus Pahami Denyut Nadi Partai

Kompas.com - 04/01/2018, 09:14 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto diharapkan dapat memilih sekjen partai dari jajaran kader yang sudah senior. Dengan begitu, sosok sekjen yang baru nanti bisa sangat mengerti dan memahami dinamika yang terjadi dalam tubuh Partai Golkar.

"Memahami denyut nadi Partai Golkar sebagai Partai yang sangat dinamis," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Aceh Hasan Syazidly kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2018).

Ace mengatakan, harapannya ini sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Di pasal 12, diatur bahwa pengurus harian DPP Golkar adalah aktif menjadi anggota partai sekurang-kurangnya 5 tahun. Oleh karena itu, orang yang baru bergabung tidak bisa menjadi pengurus harian, apalagi sekjen.

"Tentu landasannya tidak boleh keluar dari kriteria yang telah digariskan AD/ART Partai Golkar," ucap Ace.

Baca juga : Pilih Ketua DPR Pengganti Novanto, Airlangga Cari Tokoh Senior

Apalagi, Ace mengingatkan pula bahwa Partai Golkar akan segera menghadapi pilkada tahun politik. Oleh karena itu, seorang sekjen harus bisa mengkonsolidasikan dan menggerakkan mesin Partai, serta menyusun kerangka konseptual dalam rangka menghadapi Pilkada 2018 Pemilu 2019.

"Posisi Sekjen sangat strategis untuk membantu dan memberikan dukungan administratif Ketua Umum dalam rangka tugas-tugas penting di atas," kata anggota Komisi II DPR ini.

Namun, Ace tetap menyerahkan sepenuhnya jabatan sekjen kepada Ketua Umum Airlangga Hartarto, yang baru saja terpilih dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa, Desember lalu.

"Pak Airlangga diberikan kewenangan dengan diberikan mandat penuh untuk melakukan revitalisasi dan restrukturisasi Kepengurusan Partai Golkad," ucap Ace.

Kompas TV Kepastian sejumlah partai politik untuk mengusung Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Cagub Jawa Tengah masih menunggu keputusan Gatot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com