Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Cerita Tentang Kesetiaan Seorang Teman

Kompas.com - 26/12/2017, 20:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

ADA pendapat beberapa orang, yang karena ketidaktahuannya menganggap bahwa saya memiliki kemampuan sebagai “King Maker”, yaitu dapat mempromosikan seseorang pada jabatan tertentu.

Sejatinya saya tidak pernah mengerjakan hal yang sejenis pekerjaan “King Maker” pada jabatan apapun.

Saya sangat meyakini, bahwa naiknya seseorang pada jabatan tertentu adalah murni karena kualitas pribadi yang memang dimilikinya. Walau tentu saja ada beberapa pengecualian akan tetapi itu adalah sesuatu yang tidak perlu dibahas.

Pada suatu ketika, saya mendapat tugas bersama enam orang “jagoan”, para pakar profesional di bidangnya masing-masing, yaitu Prof Dr Priyatna Abdurrasyid SH LLM, Prof Ir Oetaryo Diran, Dr Ir Budi Mulyawan, Laksda Yayun Riyanto, Ir Jusman Syafii Djamal, dan Tengku Burhanudin SE.

Tugas berat yang langsung diberikan oleh Presiden RI saat itu Susilo Bambang Yudhoyono di bulan Januari tahun 2007, persis 10 tahun yang lalu.

Bersama enam orang hebat ini, kami diminta mengevaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi yang pada ketika itu seluruh dunia tengah menyoroti Indonesia karena terjadinya begitu banyak kecelakaan transportasi terutama transportasi udara.

Kami tergabung dalam sebuah Tim Nasional EKKT (Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi) yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2007.

Singkat kata, dalam waktu yang hanya lebih kurang tiga bulan, dengan orang-orang hebat ini serta dukungan yang besar dari staf Kementrian Perhubungan, kami sudah dapat menyelesaikan pekerjaan berat tersebut.

 

Hasilnya tentu saja “sangat memuaskan”, karena tim bekerja keras tanpa ada interest sedikitpun selain berorientai pada pelaksanaan tugas.

Pada laporan awal, satu sesi sebelum laporan akhir tugas, sudah terbaca oleh Presiden dan staf , bahwa hasil kami memang sangat “valid” dan “objective”.

Tersebarlah berita burung bahwa konsep laporan evaluasi tersebut harus dilaksanakan oleh Tim itu sendiri. Beberapa teman menteri dan mantan menteri, memberikan selamat kepada saya seraya mengingatkan untuk bersiap-siap bila ditunjuk nanti menjadi Menhub.

Sejak awal pensiun dan saat menerima tugas ini, saya sama sekali tidak tertarik untuk duduk dalam jabatan menteri.

Itu sebabnya, saat menyampaikan laporan akhir tugas, saya sebagai Ketua Tim hanya membuka sedikit dan memohon kepada Presiden untuk paparan selanjutnya dapat dilaksanakan oleh Ir Jusman sebagai anggota yang paling muda.

Hal ini bertujuan, agar pada saat Presiden dengan pertimbangan stafnya memerintahkan hasil akhir itu untuk dilaksanakan oleh Tim, maka perwakilan yang akan mengeksekusinya adalah Ir Jusman dan kami semua akan sukarela bekerja di belakang layar mendukung bila dibutuhkan.

Tidak berapa lama setelah itu, salah seorang staf Presiden meminta CV Ir Jusman melalui saya. Saat saya sampaikan kepada Ir Jusman agar bersiap untuk menjadi Menhub, beliau serta merta menjawab, “Tidak, Pak, saya dengan teman-teman lebih memilih kerja mendukung Bapak saja pada posisi Menhub”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com