Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Realisasi Golkar Bersih

Kompas.com - 21/12/2017, 09:52 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang kedua kalinya di periode 2014-2019.

Bila Mubaslub pertama di Bali digelar untuk menuntaskan dualisme partai, Munaslub kali ini digelar lantaran turbulensi yang menghantam sejak Setya Novanto terseret kasus korupsi e-KTP hingga kedua kalinya.

Untuk mengusir citra korupsi dari partai, slogan "Golkar Bersih" pun diusung pada Munaslub yang diselenggarakan pada 18-20 Desember, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta itu.

Berkali-kali slogan tersebut diserukan setiap memulai rangkaian acara Munaslub.

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono meminta Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto merombak total kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

"Makna revitalisasi itu bukan sekadar ganti ketua umum satu orang, Pak (Setya) Novanto diganti Airlangga Hartarto saja. Tetapi menyeluruh lalu dia diberi mandat melakukan revitalisasi sesuai kewenangan Munas membentuk DPP baru," kata Agung di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (18/12/2017).

(Baca juga : Agung Laksono Bantah Faksi di Partai Golkar Munculkan Kekisruhan)

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono di Sekretariat Kosgoro, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono di Sekretariat Kosgoro, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).

Agung menyatakan pembentukan kepengurusan baru nantinya harus berbasis pada prinsip Prestasi Dedikasi Loyalitas dan Tidak tercela (PDLT).

Karena itu, ia menolak keras bila ada kader yang tersangkut kasus hukum namun dimasukan ke dalam kepengurusan DPP.

Ia meminta kepengurusan Golkar yang baru tak dibentuk berdasarkan iming-iming uang dari para kader.

"Bukan atas dasar perduitan, tetapi betul-betul dilihat kemampuan. Kalau itu dilakukan oleh Golkar, konsisten, Insya Allah kami akan bisa kembali ke posisi nomor satu," lanjut dia.

 

Pansus Angket KPK

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menyatakan, kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sebaiknya tidak lagi mengakomodasi kader yang bermasalah secara hukum, terutama yang terlibat korupsi.

Ia menyatakan, saat ini Partai Golkar telah mengusung slogan "Golkar Bersih" sehingga harus diwujudkan pula dalam menyusun struktur kepengurusan yang baru.

"Dalam kepengurusan Golkar ke depan sebaiknya disesuaikan dengan tagline Golkar Bersih," kata Ace di Jakarta Convention Center, Selasa (19/12/2017).

"Semestinya tagline tersebut direalisasikan dalam bentuk penyusunan kepengurusan baru," ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com