Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Tidak Diimunisasi Berisiko Besar Terkena Difteri

Kompas.com - 19/12/2017, 18:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh, mengungkapkan, orang yang tidak diimunisasi berisiko lebih besar terhadap penyakit difteri.

Hingga November 2017, ada 20 provinsi yang telah melaporkan adanya difteri dengan 593 kasus dan 32 kematian.

Kementerian Kesehatan telah menyatakan peristiwa tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Intinya yang perlu dikatakan pada saat terjadi KLB ini bahwa orang yang tidak diimunisasi adalah orang yang sangat berisiko terhadal difteri. Itu yang pertama," ujar Subuh saat ditemui usai rapat koordinasi, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2017).

Baca juga: Imbauan Menkes agar Anak Tak Terkena Penyakit Difteri

Kementerian Kesehatan telah melakukan imunisasi ulang atau ORI (Outbreak Response Immunization) pada 11 Desember 2017 di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Ketiga provinsi ini dipilih karena tingginya prevalensi dan kepadatan masyarakat.

Sejumlah siswa taman kanak-kanak mendapatkan imunisasi difteri di Puskesmas Kalimulya, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/12/2017). Kota Depok masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) difteri setelah sejak November 2017, kasus infeksi difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus, 13 orang di antaranya meninggal.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Sejumlah siswa taman kanak-kanak mendapatkan imunisasi difteri di Puskesmas Kalimulya, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/12/2017). Kota Depok masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) difteri setelah sejak November 2017, kasus infeksi difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus, 13 orang di antaranya meninggal.

Subuh mengimbau agar masyarakat menaati jadwal imunisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Jangan main-main dengan imuniasi pada saat ini. Tolong taati jadwalnya lengkapi semua imunisasi yang ada. Program pemerintah telah memberikan ini sejak 40 tahun lalu secara cuma-cuma di semua pusat pelayanan kesehatan. Jadi manfaatkanlah apa yang telah diprogramkan pemerintah pada saat ini," kata dia.

Menurut Subuh, imunisasi sangat penting dalam memberikan kekebalan tubuh seseorang terhadap difteri.

Baca: Wiranto Gelar Rakor, Bahas Penanganan Kejadian Luar Biasa Difteri

Pencegahan harus diutamakan, sebab jika seseorang sudah terjangkit penyakit difteri biaya pengobatan mencapai puluhan juta rupiah.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut menyebabkan kematian.

"Begitu dia sakit, satu saja sakit difteri itu memerlukan biaya antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. Alhamdulilah kalau sembuh. Kalau enggak ya enggak terbayar," kata Subuh.

Kompas TV Jumlah pasien di RSPI mencapai 98 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com