SERUYAN, KOMPAS.com - Dengan wayang kulit Rama dan Shinta, Yoga Pratama menceritakan bagaimana minyak mentah diambil dari perut bumi, diolah, dan jadi Bahan Bakar Minyak yang bisa dikonsumsi.
Ratusan siswa SD Negeri 2 Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, duduk rapi bersila dan terpaku diam. Mata mereka terpana pada gerakan wayang itu. Senyum mereka melebar. Perhatian mereka tercurah pada cerita Yoga.
"Kita ingin berbagi semangat dan menumbuhkan inspirasi bagi anak-anak. Biar jangan takut bermimpi mencapai cita-cita," kata Yoga, Jumat (15/12/2017).
Yoga, seorang pekerja kilang Pertamina di Balikpapan. Dengan caranya sendiri, yakni mendongeng, ia membagi pengetahuan, mengenalkan profesi dan pekerjaan dunia migas, dan menanamkan budi pekerti serta budaya safety.
Baca juga : Potret Guru Zaman Now, Pagi Mengajar Siang Jadi Penyiar
Dengan maksud yang sama di ruang berbeda, Ade Hamid Saputra, pekerja laboratorium di kilang, menghadapi ratusan pelajar SD yang lebih aktif.
Ade memilih cara mengajar yang bisa membangkitkan keberanian dan percaya diri pada pelajar untuk tampil dan berpendapat.
"Setiap tampil dan benar menjawab, dia dapat hadiah. Saya sediakan alat tulis, buku, dan mewarna," kata Ade.
Yoga dan Ade, serta 7 pekerja kilang lainnya jadi relawan mengajar kelas inspirasi ke beberapa sekolah di pedalaman Kalimantan. Kelas-kelas inspirasi semacam ini jadi bagian program Pertamina Mengajar.
Saat bersamaan, Pertamina juga tengah melakoni ekspedisi CSR lewat jalan darat dari Kaltim ke Kalbar sejak 12 Desember 2017 lalu. Touring ini dinamai Jelajah Energi Pertamax Borneo. Kecamatan Danau Sembuluh salah satu yang dilintasi.
Yoga dan Ade ikut masuk hingga Kecamatan Danau Sembuluh yang jauhnya 1.200 km dari Balikpapan. Kecamatan ini berada di balik hamparan perkebunan kelapa sawit dan sedikit kebun pohon karet.
Dari Kota Sampit, Kalteng, lintasan menuju Danau Sembuluh berupa tanah lembek. Di jalanan itu pula selalu ditemui lalu lalang truk dump membawa buah sawit ataulah truk tangki membawa minyak sawit.
Jauh dari pusat kota, berada di balik perkebunan itu, terdapat kampung-kampung yang ramai penduduk.
Termasuk ada juga sekolah negeri berdiri di situ. Menurut Yoga, anak-anak di pedalaman memiliki hak dan kesemlatan sama mewujudkan mimpi dan masa depan lebih baik.
Karenanya hadir kelas inspirasi dari Pertamina Mengajar ini.
"Pertamina Mengajar masuk ke sana. Kita mengajar nilai kejujuran, saling bantu, tolong menolong, kita bagi nilai-nilai itu ke adik-adik, karena ini sejalan dengan nilai perusahaan," kata Yoga.