Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Dinilai Sulit Dongkrak Elektabilitas meski Novanto Diganti

Kompas.com - 30/11/2017, 20:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti, berpendapat bahwa Partai Golkar bakalan kesulitan mendongkrak elektabilitas, meskipun Setya Novanto diganti dari kursi jabatan ketua umum.

"Untuk target 5 persen suara menjelang 2019, menurut saya juga agak susah. Untuk naik 1 atau 2 persen itu saja butuh satu tahun," ujar Ray di dalam acara diskusi di Sekretraiat Formappi, Jakarta Timur, Kamis (30/11/2017).

Sosok pengganti Novanto pun dinilai dapat menjadi solusi persoalan itu. Ketua umum baru Partai Golkar, ke depannya harus memenuhi sejumlah kriteria agar masyarakat Indonesia kembali percaya dengan partai berlambang beringin tersebut.

"Pertama, mereka harus cari sosok yang tidak punya potensi masalah hukum. Kedua, track record-nya juga harus bagus," kata Ray.

"Ke depannya, enggak berpotensi punya masalah hukum dan masa lalunya juga bersih," ujar dia.

(Baca juga: Dedi Mulyadi: Pak Jusuf Kalla Ingin Golkar Cepat Lakukan Pembenahan)

Ketiga, lanjut Ray, ketua umum baru juga harus mem-brand partainya bebas korupsi. Salah satunya dengan mencabut keikutsertaan dalam Panitia Khusus (Pansus) Angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi di DPR RI yang hingga saat ini masih berlangsung.

Keempat, ketua umum baru juga harus memimpin mekanisme pergantian Novanto dari kursi ketua DPR RI. Sosok Novanto dinilai harus dilepaskan dari Partai Golkar sepenuhnya.

"Tempatkan sosok kader Golkar sebagai ketua DPR yang juga tidak memiliki masalah hukum. Mungkin hal-hal inilah yang akan membuat elektabilitas Golkar membaik. Setidaknya enggak anjlok-anjlok banget deh. Karena untuk kembali ke angka sebelumnya, bagi saya pada 2019 itu sulit," ujar dia.

Partai Golkar dikabarkan akan segera menyelenggarakan Munaslub pertengahan Desember 2017 mendatang. Pada Senin (4/11/2017) mendatang, struktur partai akan memutuskan panitia, waktu dan tempat Munaslub.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menegaskan tidak mencampuri urusan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com