JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar segera digelar.
Dengan demikian, Partai Golkar punya waktu untuk berbenah menyongsong Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Presiden 2019.
"Respons Pak Jusuf Kalla meminta Golkar untuk melakukan pembenahan sehingga bisa secara cepat merespon perkembangan masyarakat," kata Dedi di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2017).
Dedi melanjutkan, partai berlambang beringin tersebut dianggap tidak akan bisa bertahan jika terus-menerus tergerus citranya.
(Baca juga: Dedi Mulyadi: Jokowi Restui Airlangga Bertarung di Munaslub)
Adapun, citra buruk itu merupakan imbas akibat Ketua Umum nonaktif Partai Golkar, Setya Novanto, ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Novanto terjerat kasus korupsi proyek e-KTP saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar.
"Beliau (Jusuf Kalla) menyampaikan bahwa sebuah partai tidak mungkin survive kalau opininya negatif," kata Dedi.
"Tinggal Golkar diharapkan melakukan perubahan kepemimpinan untuk mengubah opini negatif menjadi opini positif. Itu harapan Pak Jusuf Kalla dan itu tidak boleh terlalu lama," ucap Bupati Purwakarta tersebut.
(Baca juga: Dedi Mulyadi: 32 DPD I Golkar Sepakat Munaslub)
Tak berbeda, politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai juga mengatakan bahwa Jusuf Kalla ingin Golkar segera mencari figur pucuk pimpinan baru segera.
"Kami bukan malaikat, tapi minimal yang lebih sedikit masalah. Jadi tadi dia (Kalla) cuma bilang, 'Ya segera Munaslub'. Makanya kami akan lakukan sebelum 15 Desember," kata Yorrys.
Saat ini, sekitar 31 Ketua DPD I Partai Golkar se-Indonesia telah menyatakan dukungannya agar munaslub segera digelar. Melalui munaslub itu akan dipilih ketua umum baru pengganti Setya Novanto.