Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Merapi, Ini Imbauan untuk Warga Sekitar Gunung Agung

Kompas.com - 27/11/2017, 16:05 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau warga desa di sekitar Gunung Agung agar mengurangi aktivitas di luar rumah menyusul adanya peningkatan erupsi.

Menurut Sutopo, tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik ke magmatik, semenjak sinar api di puncak teramati pada Sabtu (25/11/2017) pukul 21.00 Wita.

Kepulan abu yang menerus, kadang-kadang disertai erupsi eksplosif, dan suara dentuman lemah terdengar sampai jarak 12 km dari puncak serta sinar api semakin sering teramati di malam berikutnya. Ini menjadi penanda potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.

"Nah yang perlu diantisipasi kalau abunya menyebar maka masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker," ujar Sutopo saat memberikan keterangan di ruang Pusdalops, Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).

(Baca juga: BNPB: Pengungsi Sementara Erupsi Gunung Agung Lebih dari 40.000 Orang)

Selain itu, Sutopo mengingatkan warga untuk sering membersihkan abu yang ada di atap rumah.

Belajar dari peristiwa letusan Gunung Merapi di Yogyakarta pada 2010 lalu, banyak rumah warga yang roboh akibat tidak kuat menahan banyaknya abu vulkanik yang jatuh di atap rumah.

"Kedua, harus rajin-rajin mengurangi pasir yang ada di atap. Pengalaman merapi itu banyak sekali rumah roboh karena beban menahan pasir di atas genteng," tuturnya.

Letusan Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, terus membesar, Minggu (26/11/2017).Kompa.com/ Robinson Gamar Letusan Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, terus membesar, Minggu (26/11/2017).
Sutopo juga mengimbau agar warga yang sudah mengungsi tidak mendirikan atau memilih tinggal di dalam tenda. Sebab, tenda akan mudah roboh jika terkena material pasir yang dibawa oleh abu vulkanik.

Ia pun menyarankan agar warga pengungsi tinggal di banjar, balai desa atau bangunan permanen selama dalam pengungsian.

"Jangan mendirikan tenda, itu tidak kuat. Maka kami menyarankan di banjar, balai desa atau bangunan permanen," kata Sutopo.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4), terhitung sejak Senin 27/11/2017 pukul 06:00 WITA.

Hal tersebut untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana akibat dari erupsi gunung yang terus meningkat.

(Baca juga: Pasca-kenaikan Status Gunung Agung, Radius Zona Bahaya Diperluas)

Pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500 meter hingga 3.000 meter di atas puncak kawah.

Diprediksi lebih dari 40 ribu warga desa di sekitar Gunung Agung telah mengungsi sejak Sabtu (25/11/2017) malam atau kemunculan cahaya api lava di puncak gunung.

Sebanyak 22 desa berpotensi terdampak erupsi setelah ditetapkannya status awas.

(Baca juga: BNPB: Warga 22 Desa di Sekitar Gunung Agung Harus Dievakuasi)

Seluruh desa tersebut berada dalam radius rawan erupsi sejauh 8 kilometer dari kawah Gunung Agung, ditambah perluasan sektoral ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya sejauh 10 kilometer.

Adapun, 22 desa tersebut adalah Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana dan Sebudi.

Menurut Sutopo, ada sekitar 90 ribu sampai 100 ribu jiwa yang berada di desa tersebut dan harus dievakuasi.

Kompas TV Banjir semakin membesar dan membawa material lumpur dan bebatuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com