Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persediaan Obat dan Makanan Menipis, Warga Asli Kampung Banti Minta Dievakuasi

Kompas.com - 21/11/2017, 09:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan tugas terpadu juga mengevakuasi warga asli Kampung Banti, Tembagapura, Timika, Papua.

Evakuasi dilakukan karena warga setempat kekurangan fasilitas memadai untuk keseharian mereka, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bahan makanan.

Ditambah lagi kondisi psikis warga pasca disandera kelompok kriminal separatisme bersenjata.

"Untuk mengevakuasi warga, saat ini 12 bus anti peluru sudah disiapkan untuk mengangkut warga ke Timika dengan pengawalan dari Satgas Terpadu TNI dan Polri," ujar Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis, Selasa (21/11/2017).

(Baca juga : TNI-Polri Kembali Evakuasi 804 Sandera Kelompok Bersenjata di Papua)

Boy mengatakan, sebelumnya warga asli sempat menolak dievakuasi dari tempat tinggal mereka. Namun, keesokan harinya, warga meminta dipindahkan sementara karena menipisnya bahan makanan dan obat-obatan.

Mendengar permintaan itu, Boy memerintahkan anggota untuk menemui warga agar dimusyawarahkan terlebih dahulu dan akan menunggu keputusan setelah ibadah hari Minggu (19/11/2017). Akhirnya, beberapa warga sepakat untuk dievakuasi.

"Setelah satgas terpadu berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia, penampung sementara dan dukungan dan akan dijadikan solusi untuk pendidikan dan kesehatan," kata Boy.

Sebelumnya tim terpadu yang terdiri dari TNI - Polri mengevakuasi warga pendatang yang berdomisili di kampung Banti, kampung Kimbely dan kampung Longsoran sebanyak 344 orang.

(Baca juga : Jokowi Apresiasi TNI-Polri atas Keberhasilan Evakuasi Warga Papua)

 

Sebagian warga yang dievakuasi telah kembali ke keluarga setelah diserahkan ke paguyuban dan ada juga yang kembali ke pulau Jawa.

Setelah itu, satgas terpadu kembali mengevakuasi 804 warga asli Papua dan dibawa ke Tembagapura.

Beberapa jam kemudian, ratusan warga tersebut dievakuasi dari Kampung Kimbely dan Banti oleh tim gabungan Polri dan TNI serta CLO PT Freeport Indonesia.

Rombongan Evakuasi sebanyak sebelas bus bergerak menuju Timika dengan pengawalan aparat kepolisian dan TNI. Mereka ditampung di Gedung Emeneme Yauware milik Pemda Mimika.

Kompas TV Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, keberadaan kelompok kriminal bersenjata, tidak mengganggu pelaksaan pembangunan infrastruktur di Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com