JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya meme dan cuitan tentang Ketua DPR Setya Novanto terkait segala tindak tanduknya dalam menghadapi persoalan hukum, dianggap kreativitas dalam menyampaikan pesan politik.
Saat Novanto dikabarkan dirawat di Rumah Sakit Premiere Jatinegara, ramai beredar meme politisi Golkar itu sedang menggunakan masker alat bantu tidur (continuous positive airway pressure).
Kemudian, masyarakat juga ramai membincangkan di Twitter soal peristiwa kecelakaan yang dialami Novanto pada Kamis (16/11/2017) malam.
Sejak Rabu (15/1/2017) hingga Jumat (16/11/2017) ramai diperbincangkan di Twitter, sampai-sampai ada tiga tagar yang menjadi trending topic.
(Baca juga : Respon Publik di Medsos Dianggap Kreativitas Pesan Politik)
Yang terbaru adalah tagar #SaveTiangListrik, setelah sebelumnya tagar #IndonesiaMencariPapah dan #TangkapNovanto menjadi trending topic di Twitter.
Tagar #SaveTiangListrik berawal dari keisengan seseorang yang memberi karangan bunga di tempat tiang listrik yang ditabrak mobil yang membawa Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto berpendapat bahwa respons masyarakat yang cenderung negatif di media sosial terhadap kecelakaan Ketua DPR RI Setya Novanto merupakan sebuah kewajaran.
Kendati tidak dapat dipastikan apa motif semua meme dan cuitan di Twitter itu, Heri berharap itu semua dihentikan.
"Itu bagian dari kreativitas dalam menyampaikan pesan politik masyarakat. Apakah ini nyinyir atau kritik. Kalau pun ini ada skenario ya sebaiknya hentikan, kasihanilah DPR dan Partai Golkar," kata Heri dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2017).
(Baca juga : Pernyataan Pengacara Setya Novanto Dinilai Bikin Bingung Publik)
Sebelumnya, Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mencatat setidaknya ada empat kejanggalan dari kecelakaan yang menimpa Novanto.
Pertama, jenis mobil yang ditumpangi Novanto menurutnya bukan level Novanto. Saat kecelakaan terjadi, Novanto berada di dalam mobil Toyota Fortuner hitam.
Kedua, lanjut Doli, Novanto selalu didampingi banyak ajudan serta dikawal patroli dan pengawalan polisi lalu lintas jika bepergian kemana-mana. Sementara saat itu mobil yang ditumpangi Novanto tak mendapat pengawalan.
Ketiga, pihak Novanto beralasan terburu-buru mau pergi ke KPK. Padahal, satu hari sebelum kejadian, Novanto justru tak ditemukan keberadaannya karena menghindari penjemputan paksa.
Keempat, jika dilihat dari kerusakan mobil yang ditumpangi Novanto, Doli menilai, hal itu tergolong kecelakaan ringan. Dari kerusakannya, bahkan seperti disengaja ditabrakkan.
Ia pun menilai aneh Novanto bisa terluka parah dengan kategori kecelakaan ringan seperti itu.
"Sulit untuk tidak bisa kita simpulkan bahwa semua itu adalah rekayasa untuk SN kembali menghambat proses hukum yang sedang berjalan," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.