Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasok Sabu dan Ekstasi Tak Tersentuh, Ini Alasan BNN

Kompas.com - 14/11/2017, 18:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan, ada tiga jenis narkoba yang paling sering beredar di Indonesia yakni sabu, ekstasi, dan ganja.

Namun, hanya ganja saja yang pemasoknya berasal dari tanah air, sementara sabu dan ekstasi mayoritas impor alias dipasok secara ilegal dari negara luar.

Ketika para pengedar yang masuk ke Indonesia tertangkap, BNN tidak bisa menyentuh produsen atau pemasoknya yang berada di negera asing. Hal tersebut karena faktor yuridis.

"Kita enggak bisa menyentuh itu karena yuridiksinya ada di negara lain," kata Kepala Bagian Humas Kombes Sulistiandriatmoko, saat ditemui usai acara diskusi bertema "Stop Narkoba Save Generasi Muda", di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).

(Baca juga : Anggaran Terbatas, BNN Mengaku Sudah Berdarah-darah Cegah Narkoba)

Narkoba, menurutnya, kerap dipasok ke Indonesia melalui Malaysia.

Biasanya, BNN akan memberikan informasi ke penegak hukum di sana untuk menindaklajuti temuan masuknya narkoba ke Tanah Air.

Sejauh mana pihak Malaysia menindaklanjuti laporan itu, yuridiksi dan kewenangannya, menurut Sulis, ada di penegak hukum negeri jiran.

"Kalau kita mau sih kita bilang hentikan di sana dong, jangan masuk ke Indonesia. Tapi kan itu enggak bisa, kenyataanya keluar terus kok, masuk ke Indonesia. Itu faktanya demikian," ujar Sulis.

 

Modus Berubah

Seiring dengan penegakan hukum yang dilakukan terhadap pengedar yang membawa masuk barang haram itu ke Indonesia, modus operandinya pun berubah-ubah.

Kini untuk menghindari hukum Indonesia, Sulis mengatakan, para pengedar menggunakan modus ship to ship dalam memasok narkoba sehingga transaksinya terjadi di tengah laut.

"BNN tidak punyai kapal jadi harus bekerja sama dengan (TNI) Angkatan Laut, dengan Polair, dengan Bakamla, untuk bagaimana kapal-kapal itu, yang khusus memang berpatroli, lebih bisa diarahkan pada spot-spot yang rawan itu," ujar Sulis.

Untuk mencegah masuknya narkoba dari jalur darat, pihaknya bekerja sama dengan TNI yang menjaga perbatasan negara. Sementara untuk mengantisipasi pemasokan narkoba melalui jalur udara, pihaknya bekerja sama dengan Bea Cukai.

"Jalur udara Bea Cukai harus dikedepankan karena yang bersentuhan pertama kali dengan barang kargo masuk itu adalah pemeriksaan dari Bea Cukai," ujar Sulis.

Cukup banyak titik rawan yang menjadi jalur masuk ilegal barang haram tersebut ke Tanah Air. Dia menyebut jumlahnya bisa mencapai ribuan.

Oleh sebab itu, BNN bekerja sama dengan instansi tadi agar partroli yang mereka lakukan dapat diarahkan ke titik rawan penyelundupan narkoba ke Tanah Air.

"BNN punya data di mana rawan penyelundupan. Titik-titik mana yang rawan. Diharapkan dengan mengarahkan mereka berpatroli di titik rawan itu bisa mencegah atau mengurangi atau meredam pintu-pintu masuk," ujar Sulis.

Kompas TV 11 orang ditangkap di Jayapura karena memiliki ganja seberat 3 Kilogram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com