JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi tak hadir dalam pemberian rekomendasi pengusungan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di pilkada Jawa Barat oleh Golkar.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan Bupati Purwakarta tersebut tidak hadir karena harus menghadiri rapat paripurna di DPRD Purwakarta.
"Saudara Dedi tidak hadir sekali lagi bukan tidak setuju. Tetapi karena izin ada rapat paripurna DPRD di mana saudara Dedi adalah Bupati di Purwakarta harus hadir untuk memberikan penjelasan terkait dengan agenda rapat hari ini," kata Idrus di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/11/2017).
Ia menegaskan, tak ada lagi perbedaan pandangan antara DPP Golkar dengan DPD Jawa Barat yang dipimpin Dedi.
(Baca juga : Protes Manuver Novanto, Generasi Muda Golkar Kirim Surat ke Jokowi)
Ia mengatakan Dedi telah menerima keputusan Golkar meski batal diusung sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Idrus menambahkan, saat ini seluruh pengurus DPD Golkar Jawa Barat telah solid untuk memenangkan Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien.
"Sebelum diambil keputusan boleh calonnya berbeda. Tapi apabila sudah diambil keputusan final dan mengikat, tugas keluarga besar Golkar adalah memenangkan pasangan calon yang diusung Partai Golkar," lanjut dia.
Partai Golkar resmi menyerahkan surat rekomendasi kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jawa Barat dengan calon wakil gubernurnya Daniel Mutaqien yang merupakan kader partai berlambang beringin.
Surat tersebut diberikan secara simbolis di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/11/2017).
Ketua Umum Golkar Setya Novanto menyerahkan langsung surat tersebut kepada Emil, sapaan Ridwan Kamil, didampingi Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham beserta jajaran pengurus Golkar lainnya.
Dalam penyerahan surat rekomendasi tersebut, hadir pula Daniel Mutaqien. Ia ikut menerima secara simbolis surat tersebut.
Golkar sempat menjalin kerja sama dengan PDI-P untuk mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur.
Namun, Golkar akhirnya memilih mengusung Ridwan Kamil karena elektabilitasnya yang lebih tinggi.