Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikiritik JK soal Perppu Ormas, Ini Komentar PAN

Kompas.com - 01/11/2017, 15:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan menegaskan bahwa sikap partainya terkait Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Organisasi Masyarakat (Perppu Ormas) diambil berdasarkan suara konstituen.

Dalam pengambilan keputusan Perppu Ormas di DPR, PAN berbeda sikap dengan pemerintah.

Perbedaan tersebut mengundang kritik, salah satunya dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Seperti disampaikan beberapa kawan-kawan di internal partai termasuk ketua umum, kan banyak aspirasi yang terkait dengan hal konstituen," ujar Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

(Baca juga : Jusuf Kalla Sebut Sikap PAN Tak Etis Tolak Perppu Ormas)

Ia menambahkan, PAN tak selalu mengambil sikap yang berseberangan dengan pemerintah. Sehingga, perbedaan sikap pada Perppu Ormas, menurut dia, tak bisa digeneralisasi.

PAN, kata dia, juga mendukung sejumlah kebijakan strategis. Misalnya, Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) atau Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Pada kedua kebijakan tersebut, PAN dalam posisi mendukung sikap pemerintah. Bahkan, PAN tak memberi catatan apapun untuk UU APBN.

Taufik menambahkan, hal itu dikarenakan PAN menilai agenda pembangunan dalam APBN sudah sesuai.

(Baca juga : Dukung Perppu Ormas, SBY Minta Kader Demokrat Tak Khawatir Di-bully)

Oleh karena itu, perbedaan sikap PAN untuk Perppu Ormas terjadi karena adanya sejumlah pertimbangan.

"Tentunya PAN juga menjadi bagian dinamisasi yang ada di internal pasti ada hal-hal yang kedekatan lah pada ormas-ormas yang paling tidak terkait ormas keislaman dan seterusnya," sambung dia.

Taufik menuturkan, posisi PAN di pemerintahan adalah sebagai mitra sejajar yang kritis dari pemerintah.

(Baca juga : PKS: Tolak Perppu Ormas Bukannya Kami Pro Radikal...)

Ia menyinggung analogi sebuah keluarga, dimana dalam satu keluarga tak jarang ada perbedaan pendapat.

"Tapi kan tidak lantas berbeda pandangan dalam satu keluarga inti antara orangtua dan anak kemudian lantas tercerai berai," ucap Wakil Ketua DPR RI dua periode itu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya menilai sikap PAN tak etis karena berbeda dengan pemerintah.

Sebab, partai politik berlambang matahari itu adalah bagian dari koalisi pemerintah.

PAN menganggap Perppu Ormas bertentangan dengan asas negara hukum karena menghapus proses pengadilan dalam mekanisme pembubaran ormas.

"Tentu kurang etis, tapi itu hak demokrasi masing-masing," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

"Menterinya yang ada di kabinet dengan fraksinya kadang-kadang memang beda pendapat," tambah dia.

Kompas TV Partai Demokrat menyerahkan naskah akademik revisi Perppu Ormas nomor 2 tahun 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com