Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Bicara tentang Nawacita Kedua

Kompas.com - 24/10/2017, 09:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bicara soal Nawacita kedua saat hadir dalam forum Rembuk Nasional 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Dalam acara tersebut, Jokowi mendapatkan sejumlah rekomendasi hasil rembuk di 12 bidang. Rekomendasi dibacakan langsung di hadapan Jokowi, mulai dari bidang politik, hukum, dan keamanan; ekonomi, maritim, dan sebagainya.

Setelah itu, rekomendasi juga diserahkan secara tertulis.

Di bidang hukum misalnya, Jokowi diminta untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi dan menjaga sinergi antar-lembaga.

(Baca: Rembuk Nasional 2017 Minta Jokowi Perkuat KPK)

Adapun di bidang ekonomi, Jokowi diminta untuk terus mengejar pengemplang pajak dalam jumlah besar.

Setelah mendengarkan secara seksama hasil rekomendasi yang dibacakan oleh peserta Rembuk Nasional, Jokowi pun naik ke atas panggung untuk menyampaikan sambutannya.

"Rekomendasi saya catat semua, ini mungkin bisa kita pakai untuk Nawacita kedua, tapi ya dibaca dulu," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.

Nawacita adalah delapan visi misi yang menjadi andalan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat kampanye Pilpres 2014 lalu. Namun, Jokowi tidak menjelaskan apakah Nawacita kedua yang dimaksudnya akan digunakan untuk Pilpres 2019 mendatang.

Meski demikian, di akhir sambutannya, Jokowi sempat menyinggung soal Pilpres 2019 yang sebentar lagi akan digelar.

"Saya mau ingatkan tahun depan adalah tahun politik. September sudah ada pendaftaran capres dan cawapres. Perlu saya ingatkan..." kata Jokowi.

(Baca juga: Jokowi Serap Aspirasi Masyarakat Lewat Rembuk Nasional)

Peserta yang hadir, yang kebanyakan adalah relawan Jokowi-JK saat Pilpres 2014 langsung riuh mendengar pernyataan Jokowi itu. Mereka kompak mengangkat dua jari dan berteriak dua periode. Namun, Jokowi justru tidak melanjutkan kata-katanya.

"Sudah saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan," kata Jokowi.

Rembuk Nasional 2017 ini digelar oleh Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dengan tema Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat.

Berbeda dari dua kali Rembuk Nasional sebelunnya, acara kali ini didahului Rembuk Daerah yang diselenggarakan di 16 Perguruan Tinggi  terpilih di  14 Provinsi, mulai dari Universitas Cendrawasih di Jayapura  sampai Universitas Syiah Kuala di Aceh. Masing-masing perguruan tinggi mengambil pilihan topik yang berbeda.

Rembuk melibatkan dunia akademisi, kalangan intelektual, pelaku usaha, lembaga non pemerintah, dan masyarakat terdampak pembangunan seperti petani dan nelayan.

Kompas TV Sejumlah lembaga survei menempatkan masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama 3 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com