Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua TPF PBB untuk Rohingya Ungkap Hambatan Masuk Wilayah Rakhine

Kompas.com - 14/09/2017, 20:48 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pencari Fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kasus Myanmar hingga saat ini belum bisa memasuki wilayah negara bagian Rakhine.

Ketua TPF PBB untuk Kasus Myanmar, Marzuki Darusman, berharap timnya bisa mulai bekerja dengan temuan lapangan dalam satu hingga dua minggu ini.

"TPF ini sudah berada di wilayah Asia Tenggara. Kami masih belum bisa menyampaikan di mana, tapi tentunya kami menghadapi kenyataan bahwa tidak serta merta mudah bisa masuk ke Rakhine State," kata Marzuki, seusai acara diskusi di bilangan Matraman, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Marzuki mengungkapkan, hambatan yang dihadapi TPF dalam memasuki wilayah Rakhine.

Baca: Akhirnya, Aung San Suu Kyi Mau Bicara Soal Krisis Rohingya

Menurut dia, pendekatan hanya bisa dilakukan dengan membujuk Pemerintah Myanmar untuk bekerja sama dan memanfaatkan TPF sebagai media untuk menyampaikan kejadian terhadap etnis Rohingya berdasarkan versi pemerintah.

Hal itu penting agar rekomendasi TPF kepada Dewan HAM PBB bisa seimbang.

Marzuki menyampaikan, pihaknya memahami tak ada negara atau pemerintahan yang senang jika TPF yang khusus dibentuk untuk menyelidiki negara tersebut.

"Karena itu kami bisa mengerti mengapa Pemerintah Myanmar belum secara terbuka atau secara langsung dapat memberi akses kepada kami oleh karena tekanan-tekanan di dalam negeri sangat besar untuk mencegah TPF masuk ke dalam," kata Marzuki.

Ketika tidak bisa masuk ke wilayah Rakhine, TPF fokus pada negara-negara yang terdampak, yakni Bangladesh, Thailand, dan Malaysia.

Baca: Pernyataan Aung San Suu Kyi Bisa Beri Titik Pencerah Masalah Rohingya

Terutama, berkaitan dengan jumlah pengungsi yang mengalir deras.

Tak hanya Rakhine, jangkauan geografis TPF juga mencakup wilayah Myanmar secara keseluruhan.

Sementara,  jangkauan periodisasi telah ditetapkan bahwa penelitian akan dilakukan pada sekurang-kurangnya 5 hingga 10 tahun terakhir agar dapat diperoleh gambaran pola dan kecenderungan kejadian.

Harapan TPF juga sangat besar agar Pemerintah Myanmar bisa membuka diri untuk kerja sama hingga persolan dapat terselesaikan.

"Jadi harapan kami masih tinggi bahwa satu bentuk kerja sama bisa dicapai walaupun tidak ideal tapi telah menunjukkan bahwa ada saat di mana Pemerintah Myanmar sudah melakukan peranannya yang memungkinkan TPF menyampaikan laporan sebaik-baiknya di Dewan HAM," kata Marzuki.

Kompas TV 4 Pesawat Hercules Kirim Bantuan untuk Warga Rohingya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com