JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengeluhkan rendahnya kesadaran pimpinan partai politik lain di Indonesia dalam membangun demokrasi yang kuat.
Padahal, kata Idrus, mengelola partai politik dalam kondisi politik nasional yang terus berubah seperti saat ini tidaklah mudah.
"Indonesia mengalami transisi demokrasi yang berkepanjangan dan rasanya tidak kunjung selesai. Penataan sistem demokrasi kita tidak pernah tuntas," kata Idrus di hotel Sultan Jakarta, Kamis (7/9/2017).
"Apalagi belum ada kesadaran bersama dari semua komponen bangsa, utamanya pimpinan-pimpinan partai politik untuk membangun demokrasi yang kuat," ujar dia.
(Baca juga: Partai Golkar Berbenah demi Menggaet Generasi Milenial)
Akibatnya, Idrus menilai partai politik di Tanah Air justru hanya memikirkan kelompoknya semata. Kepentingan-kepentingan partai politik itu, kata dia, lebih terasa dibanding membangun sistem demokrasi yang kuat.
"Demokrasi presidensial yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum menemukan jati diri yang sebenarnya. Baik dari tataran regulasi maupun praktik di lapangan," kata Idrus.
"Padahal, harusnya idealisme yang mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Idealisme itu untuk mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.