Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Literasi Digital Nilai Motif Utama Saracen Murni Ekonomi

Kompas.com - 29/08/2017, 10:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat literasi digital Doni Budi Utomo menilai, motif ekonomi menjadi alasan utama para pelaku penyebar hoaks bermuatan ujaran kebencian oleh kelompok Saracen.

Menurut dia, hal itu dapat dilihat dari tren global di dunia maya.

Hal ini, kata Doni, juga terjadi pada pemilu Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan oleh Donald Trump.

“Saya lebih melihat yang dilakukan ini adalah motifnya lebih ke ekonomi, motif uang. Karena ini juga yang terjadi di global, pada saat (Hillary) Clinton vs (Donald) Trump misalnya,” ujar Doni pada acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (28/8/2017).

Baca: Alasan Menkominfo Belum Blokir Situs Saracen

Pada Pemilu AS, lanjut Doni, banyak bermunculan situs yang menyebarkan berita hoaks tanpa memedulikan siapa di antara kedua kandidat yang menang.

Bagi para penyebar hoaks di AS saat itu, situs mereka banyak dikunjungi dan memeroleh banyak pemasukan dari para pengiklan di situs mereka.

Penyebar hoaks itu, kata Doni, sangat mungkin tak hanya dilakukan oleh warga negara AS saja, tetapi siapapun yang bisa mengakses internet.

“Dan ini mungkkin bisa terjadi juga di Indonesia,” lanjut Doni.

Baca: Mengapa Saracen Dinilai Lebih dari Sekadar Penyebar Hoaks?

Sebelumnya, polisi mengungkap keberadaan kelompok penebar ujaran kebencian dan hoaks beberapa waktu lalu, yakni kelompok Saracen.

Saracen mengunggah konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan. Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut semata alasan ekonomi.

Media-media yang mereka miliki, baik akun Facebook maupun situs, akan mem-post berita atau konten yang tidak sesuai dengan kebenarannya, tergantung pesanan.

Para pelaku menyiapkan proposal untuk disebar kepada pihak pemesan. Setiap proposal ditawarkan dengan harga puluhan juta rupiah.

Hingga kini, masih didalami siapa saja yang memesan konten atau berita untuk diunggah di grup maupun situs Saracen. 

Kompas TV Polda Sumatera Utara masih menahan pemilik akun Facebook yang dinilai menyebarkan berita bohong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com