Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa "Kunci" Jokowi Bisa Pertemukan Megawati-SBY di Istana?

Kompas.com - 18/08/2017, 14:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menilai, komunikasi politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo lebih luwes. 

Hal ini menjadikannya lebih mudah menjembatani komunikasi antar-tokoh-tokoh politik, termasuk dua mantan presiden, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT ke-72 Tahun RI, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2017) kemarin. 

"Dia tidak pernah memiliki dendam politik. Dia tidak pernah memiliki musuh politik, karena pada dasarnya dia orang baru di politik," kata Yunarto alias Toto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/8/2017). 

Toto mengatakan, rekonsiliasi antar-rezim pada era Jokowi sangat memungkinkan terjadi. Dulu, pertarungan antar-rezim seolah membelah bangsa seperti antara Orde Baru dan Orde Reformasi.

Baca: Pertemuan Megawati-SBY, Kado Manis Kemerdekaan RI

Pada era reformasi, terjadi pula perseteruan antara Gus Dur dan Megawati, Megawati dan SBY, yang menyebabkan proses rekonsiliasi sulit terlaksana.

"Pertanyaannya pada masa Jokowi kenapa lebih mudah proses rekonsiliasi terjadi? Karena Jokowi ini kan praktis tidak punya beban masa lalu, tidak punya beban sejarah untuk berkomunikasi dengan siapapun," kata Toto.

 Hal ini menguntungkan Jokowi karena komunikasi politiknya menjadi lebih luwes.

"Itu skor pertama. Ini keberhasilan Jokowi yang kita akui memiliki kemampuan komunikasi dan marketing luar biasa," ujar Toto.

Baca: Cerita Megawati dan SBY Kembali Rayakan HUT RI di Istana Setelah 13 Tahun

Bagi Toto, Jokowi merupakan kelas menengah yang mendadak masuk ke dunia politik. Selain itu, Toto menilai, Jokowi memiliki kemampuan komunikasi politik yang luar biasa terhadap mantan rivalnya, Prabowo Subianto.

"Kita tahu bahkan Prabowo pun beberapa kali didatangi," kata dia.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan, pertemuan Megawati-SBY dalam satu momen kenegaraan tersebut bisa dilihat sebagai bentuk kepercayaan kekuasaan di luar pemerintahan terhadap kinerja Jokowi-Jusuf Kalla.

"Saya kira ini kan manajemen kekuasaan yang baik dari Presiden Jokowi. Jadi, politik tidak menajam, tetapi melembut. Ini kan bagaimana pintar-pintarnya Presiden dengan dukungan partisipasi banyak pihak," kata Rizal.

Kompas TV Habibie, Megawati dan SBY Rayakan HUT RI di Istana Merdeka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com