Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Kemerdekaan dan Kesyahduan Lantunan Zikir di Istana...

Kompas.com - 02/08/2017, 10:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Lailahailallah, lailahailallah, lailahailallah...," lantunan zikir tersebut berkumandang dari halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8/2017) malam.

Lantunan itu berasal dari sekitar seribu ulama yang diundang Presiden Joko Widodo ke acara "Zikir Kebangsaan Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan". Sesuai namanya, acara ini digelar untuk memperingati HUT kemerdekaan RI ke-72 yang akan jatuh pada 17 Agustus mendatang.

Pihak Istana Kepresidenan memang merayakan HUT RI selama satu bulan penuh, dan dimulai dari zikir di halaman Istana Kepresidenan.

Karpet besar berwarna hijau dibentangkan menutupi rumput, sebagai alas duduk para ulama. Keran-keran disiapkan di sejumlah sisi untuk mengambil air wudhu.

Bangunan Istana Merdeka yang berubah-ubah warna mengikuti sorotan lampu, membuat suasana menjadi lebih meriah, namun tetap khidmat.

"Kita buka kemerdekaan ini dengan mengucap syukur, memanjatkan doa kepada Allah. Di hari berbahagia ini, mari lah kita memanjatkan doa bagi pejuang, pendiri bangsa, kiai, alim ulama, habib, serta tokoh agama dan tokoh daerah yang berjasa besar bagi bangsa Indonesia," kata Jokowi dalam sambutannya.

Para ulama yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, mulai berdatangan ke Istana pukul 17.00 WIB. Mereka memakai pakaian muslim serba putih.

Setelah menunaikan ibadah shalat Maghrib berjemaah, para ulama menikmati hidangan yang sudah disiapkan pihak Istana. Ada nasi kebuli, soto betawi siomay, dan bir pletok sebagai hidangan penutup.

Presiden Joko Widodo yang mengenakan kemeja putih dan sarung hitam, baru keluar dari Istana Merdeka dan bergabung di halaman pukul 19.30 WIB.

Jokowi didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Ada juga sejumlah ulama, seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin, sepuh Partai Persatuan Pembangunan KH Maimoen Zubair, dan Ketua Majelis Zikir Hubbul Wathon Miftahul Ahyar.

Presiden Joko Widodo menghadiri zikir kebangsaan di Istana, Selasa (1/8/2017).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Presiden Joko Widodo menghadiri zikir kebangsaan di Istana, Selasa (1/8/2017).
Ma'ruf Amin berterima kasih kepada Jokowi yang telah mengundang para ulama. Ia mengatakan, ini adalah yang pertama kali acara zikir digelar di Istana.

"Mudah-mudahan dapat terus dilakukan di setiap bulan Agustus memperingati kemerdekaan 17 Agustus," kata dia.

Ma'ruf mengatakan, kemerdekaan Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari agama Islam. Bahkan, para pendiri bangsa mengatakan dalam pembukaan UUD 1945, bahwasanya kemerdekaan ini adalah atas berkat rahmat Allah SWT.

"Karena itu malam ini kita mengetuk pintu langit untuk memohon berkah dan rahmat Allah SWT, agar negara ini, agar umat bangsa Indonesia, menjadi sejahatera aman dan damai," ucap Ma'ruf.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com