Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Ambil Langkah Konkret Tuntaskan Kasus Novel

Kompas.com - 01/08/2017, 22:07 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim Independen untuk mengungkap tuntas kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Langkah ini juga untuk membuktikan keseriusan Jokowi sebagai presiden yang pro terhadap pemberantasan korupsi.

Menurut Busyro, penyerangan terhadap novel sama dengan penyerangan terhadap institusi KPK.

Peristiwa yang menimpa novel sama saja merupakan ancaman terhadap seluruh pegawai KPK.

"Kalau sudah pimpinan, enggak usah klaim-klaim Pancasila segala macam. sekarang buktikan saja Pancasila itu, NKRI itu, buktikan saja dengan langkah langkah yang konkret. Salah satunya tentang teror terhadap Novel," kata Busyro, seusai menghadiri diskusi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017).

Baca: Jokowi Seharusnya Langsung Respons Kasus Novel setelah Peristiwa Terjadi

Novel sebelumnya menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan terhadap dirinya.

Bahkan, dia mengaku mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.

Menurut Busyro, Novel merupakan salah satu produk Polri yang integritasnya sudah teruji.

Ia menjadi sosok yang semakin matang selama menjadi penyidik KPK.

Busyro menilai, dengan latar belakang tersebut, Novel pasti tidak asal bicara soal kasusnya.

"Dengan senioritasnya, sebagai penydik sekaliber Novel tentu punya semacam indikator dan bukti bukti awal. Saya kira Novel tidak akan ngomong tentang bukti-bukti itu kalau dia tidak mempercayai orang yang diangkatnya itu," kata dia.

Baca: Jokowi dan Kapolri Tak Bicarakan TPF Kasus Novel

Oleh karena itu, lanjut Busyro, untuk membuktikan dugaan Novel itu,per lu dibentuk tim independen.

Sebab, jika ditangani kepolisian seperti saat ini, akan muncul dugaan bahwa pengungkapan kasus Novel rawan kepentingan.

Menurut Busyro, masyarakat akan mengapresiasi Presiden Jokowi jika mengambil langkah pembentukan tim Independen.

"Kalau Presiden mau (bentuk tim independen), apresiatif tinggi kepada Presiden. Kalau tidak, catatan besar buat Presiden, termasuk untuk 2019 nanti karena fenomena Novel ini penyerangan kepada institusi KPK, bukan kepada Novel pribadi," kata Busyro.

Kompas TV Siapa Jenderal di Balik Penyerangan Novel?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com