JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang menilai pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan hal yang tidak istimewa.
Pertemuan tersebut, menurut Oesman, menunjukkan nilai demokrasi, bahwa setiap orang di republik ini berhak melakukannya.
"Ini kan politik namanya. Jadi sah-sah saja. Ketemu itu sah-sah saja," ujar Oesman Sapta di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Saat disinggung mengenai bentuk pengawalan terhadap pemerintah yang disepakati Demokrat dan Gerindra soal gerakan moral, Oesman Sapta mengaku tidak setuju.
Sebagai pemimpin partai yang berada dalam barisan pendukung pemerintah, ia justru mempertanyakan keinginan tersebut.
"Emangnya kami (unsur pemerintah) sudah enggak bermoral semua? Ngawur aja," kata Ketua DPD RI itu.
SBY sebelumnya menyatakan, Demokrat dan Partai Gerindra sepakat untuk mengawal pemerintahan sekarang tanpa harus berkoalisi. Bentuk pengawalan ke pemerintah, lanjut SBY, akan dilakukan lewat kerja sama dan peningkatan komunikasi antara kedua partai.
Ada dua bentuk pengawalan yang bisa dilakukan terhadap pemerintah, yakni mencakup wilayah politik dan gerakan moral.
(Baca: SBY: Demokrat dan Gerindra Sepakat Kawal Pemerintahan Tanpa Koalisi)
Pengawalan pada wilayah politik, lanjut SBY, terkait demokrasi, aturan main, konstitusi, undang-undang dan sistem yang berlaku. Arah tujuannya yakni harus mengabdi untuk kepentingan rakyat.
"Karena sebetulnya amanat yang diberikan ke semua mulai presiden, menteri, gubernur, wali kota, perangkat negara, partai politik semua itu harus diabdikan untuk kepentingan rakyat," ujar SBY.
Kemudian, pengawalan pada gerakan moral yakni mengawal kebijakan penyelenggara negara. Jika kepentingan rakyat diciderai, kedua partai sepakat untuk mengingatkan serta mengoreksi pemerintah.
"Kita memberikan koreksi (yang) sah, dan gerakan seperti ini juga secara moral dibenarkan," ujar SBY.
(Baca juga: SBY dan Prabowo Sepakat Mengawasi Penguasa agar Tak Melampaui Batas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.