Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbitnya Perppu Ormas Dinilai Akibat Kurang Pendekatan dan Panik

Kompas.com - 15/07/2017, 10:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Kepala Polri Komjen Oegroseno menilai pro dan kontra terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat akibat kurangnya komunikasi.

Ia mencontohkan saat dirinya menjabat Kapolda Sulawesi Tengah sempat diingatkan oleh Kapolda sebelumnya untuk tidak mendekati kelompok Islam Radikal di sana. Namun, Oegroseno justru melakukan pendekatan kepada mereka.

"Saya masuk, komunikasi, enggak ada masalah. Komunikasi yang diperlukan dari aparat ke masyarakat," ujar Oegroseno dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2017).

Ia melihat pemerintah cenderung panik dengan situasi yang ada. Terbitnya Perppu merupakan "antibiotik" untuk mengobati kepanikan tersebut. Padahal menurutnya, hal ini dikarenakan belum ada komunikasi yang dibangun.

Baca: Wiranto: Ormas yang Dibubarkan Berhak Menggugat ke Pengadilan

"Ada suatu kepanikan. Tapi tidak ada proses sebelumnya yang betul. Dulu Jokowi saat menjadi wali kota Solo selalu komunikasi. Itu kebanggaan saya. Mungkin ini bisa dibangun lagi," kata dia.

Menurutnya, lebih baik pemerintah menurunkan Babinkamtibnas dan Babinsa sehingga biayanya bisa lebih minim.

Ia memperkirakan biayanya habya sekitar Rp 4 triliun per tahun untuk menggerakkan Babinkamtibnas dan Babinsa se-Indonesia. Mereka, kata Oegroseno, dapat berkomunikasi dan dengan masyarakat setiap hari.

"Komunikasi ini yang perlu dibangun dibanding melahirkan Perppu-perppu seperti ini," tutur mantan Kapolda Sumatera Utara itu.

Baca: PKB Dorong Partai Koalisi Bertemu Samakan Persepsi soal Perppu Ormas

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mulyadi P Tamsir berpandangan sama. Menurutnya, sekalipun dibubarkan, organisasi-organisasi tersebut bisa tetap ada secara de facto. Perppu Ormss pun dianggap tidak efektif untuk membubarkan ormas.

"Mesti ada komunikasi dan pembinaan, bukan pembinasaan," tutur Mulyadi.

Kompas TV "PERPPU Untuk Bubarkan Ormas Anti-Pancasila"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com