Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKP Pancasila akan Menyisir Apa Ada Kebijakan yang Anti-Pancasila

Kompas.com - 05/07/2017, 19:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) menyoroti regulasi yang ada di Indonesia, dan akan melihat apakah ada yang bertentangan dengan Pancasila atau tidak.

"Kami akan menyisir apa saja yang masih belum sesuai dengan Pancasila. Mulai dari regulasi dan sebagainya," ujar Deputi Bidang Pengkajian dan Materi UKP-PIP Anas Saidi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/7/2017).

Tak hanya soal regulasi, bahkan UKP-PIP juga akan mengkaji apakah ada kebijakan ekonomi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila atau tidak.

"Misalnya (dianggap) sistem ekonomi kita masih cenderung ke kanan," ujar Anas.

Melihat tugas yang cukup berat itu, Anas menilai, UKP-PIP seharusnya memiliki jangka waktu kerja yang panjang, tidak hanya sebatas pada periode Presiden Joko Widodo saja.

Oleh sebab itu, demi memanfaatkan waktu yang pendek, Anas berkomitmen untuk bekerja lebih giat lagi supaya hasilnya maksimal.

"Lembaga ini terlalu pendek waktunya yang bisa kita lakukan dan terlalu luas jangkauan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu harus ada fokus dari deputi bersama-sama staf lainnya," ujar Anas.

Sebelumnya, Kepala UKP-PIP Yudi Latif resmi melantik tiga orang deputi.Pelantikan berlangsung secara tertutup di Gedung Sekretariat Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Pelantikan dilakukan berdasarkan Salinan Keputusan Presiden RI Nomor 74/TPA Tahun 2017. Usai pelantikan, Yudi Latif memperkenalkan satu per satu tiga deputi yang dilantiknya.

Pertama, Anas Saidi sebagai Deputi Bidang Pengkajian dan Materi. Kedua, adalah Hariyono sebagai Deputi Bidang Advokasi. Ketiga, Silverius Yoseph Soeharso sebagai deputi bidang Pengendalian dan Evaluasi.

"Deputi-deputi ini mencerminkan keberagaman Indonesia. Dan mengkombinasikan antara kompetensi dan representasi," kata Yudi.

(Baca juga: UKP Pancasila Diharap Tak Hasilkan Program seperti P4)

Kompas TV Sapa Indonesia akan kupas sejarah Hari Lahir Pancasila, bersama Asvi Warman Adam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com