Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Negara Ini Dianugerahi Allah Keberagaman

Kompas.com - 18/06/2017, 08:50 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mempunyai kebiasaan baru, yakni menyelipkan agenda bertemu dengan para kiai dalam setiap kunjungannya ke daerah selama bulan Ramadhan ini.

Hal ini juga dilakukan Jokowi saat berkunjung ke Ungaran, Kabupaten Semarang, usai meresmikan sebuah jembatan di Temanggung, Sabtu (17/6/2017).

Bertempat di gedung White House, kompleks Rumah Makan Mak Engking Ungaran, Jokowi bertemu dengan sedikitnya 20 kiai dari berbagai daerah di Jawa Tengah dalam kegiatan yang dirangkai dengan buka bersama dan shalat Maghrib berjemaah.

Tentang kebiasaan barunya ini, Jokowi mengakui bahwa dalam setiap kunjungan kerjanya, ia selalu mengundang para ulama untuk berbicara tentang keumatan dan kebangsaan.

"Ke Kalimantan Selatan kami undang, ke Jawa Timur, ke sini juga diundang. Supaya dapat masukan sebanyak-banyaknya. Supaya kami bisa mendengar arus bawah inginnya seperti apa, para ulama inginnya seperti apa," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan bahwa pertemuan-pertemuan ini sangat penting dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah isu disintegrasi yang berkembang.

"Ya untuk mengingatkan kepada kita semuanya. Kadang kalau tidak diingatkan kita sering lupa bahwa negara ini sangat beragam. Bahwa negara ini memiliki agama yang berbeda-beda, suku yang bermacam-macam," kata Jokowi.

Jokowi lantas mencontohkan dari rangkaian kunjungannya mulai dari Cilacap, Banyumas, Banjarnegara hingga Wonosobo. Ia baru mengetahui jika di antara keempat daerah tersebut memiliki bahasa yang berbeda pula.

"Bahasa daerah saja dari Cilacap ke Banyumas saja berbeda, Banyumas ke Banjarnegara beda lagi. Banjarnegara ke Wonosobo beda lagi," ucapnya.

(Baca juga: Jokowi: Jangan Melupakan Persaudaraan Kita)

Menurut Jokowi, perbedaan yang ada merupakan anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri dan disadari oleh seluruh komponen bangsa Indonesia.

"Kalau ikuti (kunjungan) kami terus, baru ngerti betapa negara ini dianugerahi oleh Allah Subhanahuwata'ala sebuah keberagaman yang amat sangat," tutur Jokowi.

Sementara itu, salah satu ulama yang mengikuti pertemua tersebut, KH Yusuf Chudlori yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, mengatakan bahwa pertemuan ini menunjukkan Presiden Jokowi menganggap penting peran para kiai yang dinilai mempunyai kedekatan dengan para umatnya dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Pak Jokowi merasa penting untuk menyambung tali silaturahmi degan para kiai. Beliau banyak menitipkan tentang persatuan dan kesatuan, tentang menjaga keutuhan NKRI, karena memang kiai-kiai itulah yang setiap hari menemani masyarakat," kata Gus Yusuf, panggilan akrab KH Yusuf Chudlori.

"Tentu (Presiden) mohon doanya (para kiai)," tuturnya.

Kompas TV Presiden Joko Widodo terlihat berbicara serius berdua dengan Megawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com