Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Sudah Kewenangannya Lemah, KY Masih Basa-basi dengan MA

Kompas.com - 25/05/2017, 21:02 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dunia peradilan di Indonesia dinilai belum berjalan ideal. Hal ini lantaran masih terlalu besarnya peran Mahkamah Agung (MA).

Padahal, di sisi lain, ada Komisi Yudisial (KY) yang dibentuk untuk mengimbangi peran MA sebagai lembaga tertinggi penyelenggaraan peradilan. Peneliti Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari, menyayangkan kondisi ini.

Terlebih, saat ini KY kurang tegas dalam mengkritik MA. "Sudah kewenangannya lemah, tapi KY masih berbasa-basi dengan MA. Harusnya sudah mulai bersikap yang lebih tegas," ujar Feri dalam diskusi di University Club UGM, Yogyakarta, Rabu (24/5/2017).

"Misalnya, mengumumkan siapa saja keluarga hakim yang terlibat dalam proses seleksi, tapi enggak berani. KY masih tanggung-tangung (dalam bersikap)," tambah Feri.

Menurut Feri, rektrumen hakim akan lebih tepat jika MA berbagi tanggung jawab bersama KY. Sehingga, ada pemantauan dalam prosesnya.

Hakim-hakim yang dihasilkan pun akan lebih memberikan jaminan yang lebih berintegritas. Konsep berbagi tanggung jawab atau shared responsibility system ini sudah diterapkan di sejumlah negara.

Misalnya di beberapa negara di Eropa, seperti di Perancis, Italia, dan Jerman. Di ketiga negara tersebut, MA fokus pada masalah Yudisial, sementara lembaga serupa KY akan fokus pada hal rekrutmen mutasi dan pengawasan peradilan.

Selain itu, lanjut Feri, dalam hal merekrut pimpinan sejumlah lembaga negara, konsep berbagi tanggung jawab juga diterapkan. Misalnya, dalam seleksi anggota KPU dan Bawaslu.

Pada prosesnya, DPR dan Pemerintah bekerjasama menyelenggarakan rekrutmen. Feri pun mempertanyakan sikap MA yang ingin menutup adanya peran lembaga lain dalam hal rekrutmen hakim. "Kenapa ma hanya ingin fokus ini (rekrutmen) di MA saja?," kata Feri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com