Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Berharap Masyarakat Tak Takut Beri Informasi soal Teroris di Poso

Kompas.com - 16/05/2017, 19:07 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, tindakan yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) jaringan teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, sadis.

Mereka tak segan menghabisi nyawa orang atau penduduk setempat yang membocorkan informasi kepada aparat keamanan negara yang beroperasi di sana.

Ia mengatakan, hal ini menjadi halangan bagi aparat untuk mempercepat proses penumpasan kelompok teroris tersebut.

Masyarakat menjadi enggan memberikan informasi kepada aparat karena takut nyawanya terancam.

"Kadang-kadang mereka takut, diancam dibunuh," ujar Setyo, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (16/5/2017).

Kontak senjata antara Satgas Tinombala dan kawanan teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) jaringan kelompok Santoso di Desa Kilo Atas, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawasi Tengah, berlangsung pada Senin (15/5/2017) kemarin.

(Baca: Kontak Tembak di Poso, Dua Anggota Kelompok Santoso Tewas)

Dua kawanan teroris tewas dalam peristiwa itu.

Sementara, satu anggota TNI, yakni Pratu Zulfika, mengalami luka setelah tertembak di sekitar ketiak.

Saat ini Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap enam anggota teroris lainnya yang diperkirakan melarikan diri ke hutan pegunungan Biru.

Menurut Setyo, kelompok teroris di Poso mengetahui titik wilayah mana saja yang menjadi tempat aman untuk melarikan diri jika terjadi pengejaran.

Sebab, mereka sudah lama dan terbiasa hidup di sana.

"Mereka seakan-akan menghilang. karena mereka menguasai wilayah," kata Setyo.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari aparat keamanan, Setyo juga berharap ada kerja sama masyarakat setempat yang mendukung penumpasan komplotan teroris.

"Kami ingin masyarakat berpartisipasi kalau mendapat informasi (disampaikan)," kata Setyo.

Kompas TV Penegak Hukum di Indonesia Rentan Diteror
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Nasional
Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Nasional
17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

Nasional
Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Nasional
Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Nasional
Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Nasional
PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Nasional
Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Nasional
PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

Nasional
Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Nasional
Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Nasional
Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Nasional
Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Nasional
KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

Nasional
Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com