Agar membaca tidak menjadi aktivitas yang menjemukan, para pegiat literasi itu juga mengajak anak-anak bermain berbagai macam permainan.
Sepertinya hal yang sepele mengajak anak-anak bermain. Namun, tak sembarang permainan yang mereka mainkan. Salah satunya adalah membaca dengan suara keras.
Ini menjadi salah satu sarana bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian anak.
Setelah berjalan mulai ramai dan menyelenggarakan banyak kegiatan, sekarang baik anak di luar kompleks maupun di dalam perumahan sering mengikuti kegiatan di taman bacaan. Mereka jadi saling mengenal satu sama lain bahkan dari berbagi kelas sosial.
Membangun mimpi
Satu aktivitas menarik lain yang ada di TBM ini yaitu program "Relawan Mengajar". Hira blak-blakan menyebut aktivitas ini terinspirasi dari gerakan "Indonesia Mengajar" yang dikembangkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Namun, dalam program ini relawan tidak dituntut menetap dalam jangka waktu lama. Meskipun demikian, aktivitas di dalamnya betul-betul menginspirasi. Karena apa pun kebisaan positif relawan, TBM dengan terbuka mempersilakan relawan untuk membaginya kepada anak-anak.
"Kami memfasilitasi orang-orang yang ingin berbuat baik tetapi tidak punya waktu banyak. Mungkin dalam setahun, dia bisa dua jam ingin berbagi, kami fasilitasi," tutur Ari.
Terbukti, relawan-relawan yang berbagi dengan anak-anak di TBM berasal dari berbagai jenis profesi dan status. Ada anak band, mahasiswa S2 yang sekolah di luar negeri, dosen, bahkan pilot.
Para relawan akan berbagi apa pun yang mereka bisa. Hira mencontohkan, salah satu pilot maskapai nasional yang ikut berbagi di TBM bercerita kepada anak-anak tentang pesawat, apa saja yang ada di dalam pesawat, siapa saja krunya, bagaimana dia menerbangkan pesawat, bahkan pendidikan yang harus dilalui untuk menjadi seorang pilot.
"Jadi, pas awalnya anak-anak ditanya siapa yang mau menjadi pilot, diam saja. Setelah mendengar cerita relawan tadi, kemudian ditanya siapa yang mau jadi pilot, mereka semua angkat tangan," kata Hira.
"Jadi, dari cerita-cerita ini mereka tahu bahwa profesi seperti ini bagaimana, tidak hanya mengawang-ngawang dari membaca buku," ucapnya.