JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan kepolisian mengantisipasi ancaman gangguan keamanan selama kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia pada 1 hingga 9 Maret 2017.
Salah satu bentuk ancaman yang diantisipasi yakni ancaman teror. Oleh karena itu, Polri akan menurunkan personel Densus 88 untuk mengantisipasi kerawanan tersebut.
"Ada tim yang berkaitan dengan satgas khusus, misal satgas anti-teror di-standby-kan," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Polisi tak mau mengaitkan ledakan bom panci di Bandung hari ini dengan kedatangan Raja Salman. Polisi hanya mengungkapkan diturunkannya Densus 88 agar penindakan lebih cepat dilakukan jika potensi ancaman mundul.
"Kalau ada gangguan keamanan, apakah ada kunjungan atau tidak, harus diantisipasi agar tidak merugikan masyarakat kita," kata Boy.
(Baca: 10.000 Personel Diterjunkan Selama Kunjungan Raja Arab Saudi)
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menuturkan bahwa polisi mewaspadai ancaman serangan kelompok teroris menjelang kedatangan Raja Salman.
"Kami semua bergerak secara silent untuk mengamankan kedatangan Raja Salman, termasuk mewaspadai kelompok teroris,” kata Tito.
Polri dibantu TNI menerjunkan 10.000 personel yang akan berjaga di tiga tempat. Rencananya, Raja Salman akan berkunjung ke Jakarta, Bogor, dan Bali.
(Baca: Yang Beda dari Penyambutan Jokowi untuk Raja Arab Saudi...)
Di Jakarta, pengamanan secara terbuka dan tertutup melibatkan 2.000 personel gabungan. Di Bogor, sebanyak 2.252 personel terlibat untuk pengamanan. Sementara di Bali ada 5.000 personel dikerahkan.
Kunjungan Raja Salman merupakan kali kedua setelah kunjungan pertama Raja Arab sekitar 47 tahun lalu.
Pada kunjungannya ke Indonesia, Raja Salman akan membawa 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran. Ini menjadi jumlah terbanyak anggota delegasi kepala negara/kepala pemerintahan yang datang ke Indonesia.