Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Wapres, Indonesia Layak Dijadikan Contoh Penyebaran Islam

Kompas.com - 13/12/2016, 21:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, konflik dan kekerasan yang kerap terjadi di kawasan Timur Tengah, membuat kawasan itu sudah tidak layak dipandang sebagai pusat peradaban Islam.

Sebab, seperti agama, peradaban tentu juga perlu mengajarkan akhlak.

“Seperti apa yang kita lihat setiap hari di TV, apakah di Irak, Suriah, Yaman, Turki, Mesir, India, Senegal, Oman (selalu terjadi perang, konflik, pembakaran, bom dan sebagainya),” kata Wapres, saat membuka Halaqah Ulama Asean 2016 di Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/12/2016).

Berbeda dengan Timur Tengah, Wapres mengatakan, penyebaran Islam di Indonesia dilakukan secara damai melalui transaksi perdagangan.

Para ulama ada yang berperan sebagai pedagang, begitu pula sebaliknya. Sehingga terjadi perubahan pola kebudayaan masyarakat saat itu secara bertahap.

Tradisi itu dilanjutkan para Wali Songo ketika menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada, mereka menyebarkan ajaran Islam.

“Para Wali Songo mengajarkan Islam dengan lemah lembut, dengan tidak mengubah drastis budaya, tapi kemudian berubah fundamental. Begitu juga para penyebar Islam dari yang ke Sumatera, Sulawesi, juga menyebarkan islam dengan hikmah,” ujar dia.

Dengan berbagai peristiwa yang terjadi di Timur Tengah, menurut Kalla, sudah seharusnya hal itu dimanfaatkan untuk mengubah paradigma internasional bahwa Indonesia mampu menjadi contoh penyebaran agama islam yang baik.

Terlebih, dalam waktu dekat pemerintah berencana membangun universitas Islam berskala internasional.

Wapres menambahkan, meski tergolong damai, bukan berarti tidak ada perbedaan di dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

Namun, ia memastikan, bahwa pemerintah telah menjamin kepada seluruh warga negaranya yang ingin menganut kepercayaan masing-masing.

Hal itu, tegas dia, harus dihormati oleh warga negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com