Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2016, 07:16 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Diana Handayani percaya bahwa keberagaman merupakan sebuah keniscayaan.

Tidak ada jalan lain bagi setiap orang kecuali mengenali, memahami, dan menerima keberagaman tersebut.

Perempuan yang sehari-hari tinggal di Cimahi itu, menyadari lingkungannya yang plural.

Masyarakat Cimahi terdiri dari berbagai macam latar belakang keyakinan, baik Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Katolik, bahkan kelompok Ahmadiyah.

Setiap kelompok, menurut Diana, memiliki hak yang sama, tanpa diskriminasi.

Ia berpandangan, sebuah kota harus menjadi inklusif dengan menghargai keberagaman sebagai salah satu aset bangsa.

Bersama rekan-rekannya di Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cimahi, Diana membuat ruang dialog kelompok lintas agama.

Menurut Diana, kesadaran akan keberagaman tidak akan tercipta tanpa adanya komunikasi yang terbuka.

"Kami ingin menciptakan ruang-ruang pertemuan untuk berdialog. Tidak hanya formal tapi juga informal," ujar Diana, saat ditemui dalam Pertemuan Nasional Program Peduli Lakpesdam PBNU, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Diana mengatakan praktik membangun hubungan antarkelompok mengharuskan adanya ruang interaksi yang terbuka agar setiap orang mampu menghilangkan prasangka.

Ketika prasangka bisa dikesampingkan, maka akan mudah untuk membangun inklusivitas.

Ruang dialog informal bisa dimulai dengan cara sederhana. Misalnya, Lakpesdam Cimahi pernah membuat kegiatan mengolah kain perca untuk kaum ibu.

Kegiatan tersebut melibatkan ibu-ibu dari berbagai kelompok lintas agama.

Tujuannya, agar terbangun rasa pertemanan, kemudian berubah menjadi persahabatan yang berujung pada keinginan untuk bekerja sama.

Diana menuturkan, perubahan yang terjadi jelas terlihat dari hilangnya prasangka negatif terhadap orang lain yang berbeda keyakinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com