Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda, Imajinasi, Perjuangan

Kompas.com - 29/10/2016, 04:55 WIB

Oleh: Geger Riyanto

Suatu hari, seorang novelis belia menyatakan bahwa Indonesia merdeka berkat perjuangan kelompok religius.

Melalui pesan itu, sang novelis tampak ingin mempertanyakan andil satu kelompok yang mencakup Tan Malaka dan Sjahrir dalam memerdekakan negeri ini

Sebagian kita mungkin masih ingat, tak lama, sang novelis menuai berbondong kritik. Ia dianggap ahistoris, tidak benar-benar membaca sejarah.

Tetapi, selain memang patut dikritik, pernyataan kontroversialnya mengungkap satu kesadaran kolektif yang penting kita hiraukan.

Perjuangan, dalam pikiran sang novelis, lekat dengan memerangi serdadu-serdadu asing. Saya berani menjamin, ini bukan hanya keyakinan satu-dua anak muda.

Kedekatan antara perang dan perjuangan kemerdekaan ini tak lepas dari pencangkokan narasi sejarah secara masif oleh rezim di masa silam.

Sebagaimana pernah diteliti juga oleh Katherine McGregor serta Asvi Warman Adam, dalam pemahaman sejarah yang dikembangkan Orde Baru perjuangan bersenjata sangat dikedepankan.

Teks sejarah utama, buku pegangan sekolah, hingga cerita rakyat dianyam sehingga perjuangan terkesan hanya sahih apabila mengangkat senjata terhadap bangsa asing.

Namun pemahaman sejarah yang demikian, saya kira, langgeng bukan semata lantaran konstruksi rezim yang militeristis.

Sejak awal kemerdekaan itu sendiri, imajinasi perang sangatlah menggoda bagi para pemuda.

Kesaksian yang dihimpun sejumlah pengkaji periode revolusi Indonesia menemukan bahwa para pejuang revolusi hampir bisa dipastikan anak-anak muda.

Di Jawa Timur, misalkan, William Frederick mencatat: persepsi orang-orang desa adalah bahwa para pejuang identik dengan pemuda dari luar desa.

Pemuda dan revolusi

Catatan Mary Margaret Steedly dari etnografinya di Karo bahkan mengungkap bahwa kelompok pejuang kemerdekaan, yang disanjung cerita-cerita sejarah resmi Indonesia di kemudian hari, dibentuk dengan perkoncoan ala anak muda.

Pada satu kelompok, misalnya, begitu mendengar Indonesia merdeka beberapa anak muda yang menggebu-gebu ingin melakukan sesuatu berkumpul.

Mereka pun membentuk tentara dengan mengajak kerabat, sepupu, dan teman untuk bergabung.

Tentu saja tak ada pemeriksaan, seleksi, atau pelatihan profesional. Bahkan, sosok komandan dipilih berdasarkan siapa yang paling berwibawa di antara mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya soal Pilkada Jateng, Puan: Pacul Bisa, Ahmad Luthfi Mungkin

Ditanya soal Pilkada Jateng, Puan: Pacul Bisa, Ahmad Luthfi Mungkin

Nasional
25 Kandidat Bupati-Wali Kota Nonpartai Gugur Pencalonan

25 Kandidat Bupati-Wali Kota Nonpartai Gugur Pencalonan

Nasional
Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Nasional
Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com