Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyidik KPK Saat Mengintai hingga Tangkap Irman Gusman

Kompas.com - 28/10/2016, 16:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menghadirkan penyidik bernama Ardian sebagai saksi dalam sidang praperadilan yang diajukan tersangka Irman Gusman.

Ia merupakan penyidik yang menangani langsung kasus mantan Ketua DPD RI tersebut.

Dalam kesaksiannya, Ardian mengaku sudah mengintai rumah Irman pada 16 September 2016 sejak pukul 20.00 WIB.

"Saat itu masih di luar rumah, mengintai. Tidak masuk," ujar Ardian saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2016).

(baca: Di Sidang Praperadilan, Istri Irman Gusman Sebut Penyelidik KPK Tidak Sopan)

Tim penyelidik yang beroperasi pada malam itu, sudah mengantongi sejumlah informasi berupa komunikasi antara Irman dengan Direktur CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto dan istrinya, Memi.

Sekitar pukul 23.00 WIB, masuk sebuah mobil yang ditumpangi Xaveriandy dan Memi.

Tak hanya mereka berdua, dalam mobil itu juga ada anak mereka dan adik Xaveriandy bernama Willy Sutanto.

(baca: KPK Bantah Jebak Irman Gusman)

Ardian kemudian melihat Memi masuk terlebih dahulu ke rumah, disusul Xaveriandy.

Kemudian, saat lewat dini hari, baru tim penyelidik yang terdiri dari tujuh orang bergerak masuk ke rumah Irman.

"Waktu itu masuk tidak langsung tujuh-tujuhnya. Bagi-bagi tugas. Saya kebagian ke driver-nya," kata Ardian.

(baca: KPK: Ironis, Irman Gusman Korupsi dengan Dalih Kepentingan Masyarakat)

"Driver" yang dimaksud adalah Willy yang menyetir mobil yang ditumpangi Xaveriandy dan Memi.

Ardian mengajak Willy mengobrol dan mengkonfirmasi beberapa informasi yang dia dapat sebelumnya terkait rencana mereka ke sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com