Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2016, 18:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto menilai banyak hal yang sudah dicapai oleh Presiden Joko Widodo dalam dua tahun masa pemerintahannya.

Namun, satu hal yang disoroti oleh Sidarto adalah kesederhanaan Jokowi, yang pada akhirnya bisa memikat masyarakat yang dipimpinnya.

"Dari awal saya ini melihat Jokowi sebagai sosok yang humble sekali, dan sifat itu tak berubah sampai sekarang," kata Sidarto dalam launching buku dan diskusi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Setneg, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

(Baca: Dua Tahun Jokowi-JK, Reformasi Kejaksaan dan Polri Dinilai Belum Berjalan)

Sidarto pun menceritakan momen saat ikut mendampingi Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat.

Tiba-tiba saja Jokowi mampir ke sebuah warteg dan makan di sana. Jokowi juga selalu menyalami rakyat yang ditemuinya saat melakukan kunjungan kerja.

"Unik ya, saya kira ini satu kekuatan beliau," kata politisi PDI-P ini.

Mantan ajudan Presiden Soekarno ini pun membandingkan sosok Jokowi dan sang proklamator.

Menurut dia, pada era awal kemerdekaan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berwibawa dan pandai berpidato layaknya Soekarno.

(Baca: Dua Tahun Berjalan, Pemerintah Dianggap "di Atas Angin" karena DPR Karut-marut)

Dulu, Soekarno membutuhkan kewibawaan untuk menyatukan bangsa demi menghadapi penjajah.

Saat ini, Jokowi sesuai tuntutan zaman menitikberatkan "kerja, kerja, kerja". Gaya kepemimpinan Jokowi justru memreteli kewibawaan untuk turun langsung ke bawah menyelesaikan persoalan rakyat.

Setiap zaman menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda. Ia memastikan, Jokowi tulus bekerja untuk rakyat dan tidak punya niat atau ambisi politik tertentu.

"Anaknya saja jualan martabak, bisnis katering, enggak ada pikiran cita-cita akan jadi wali kota Solo, enggak ada itu," ucap Sidarto.

Kompas TV Jokowi Minta Gubernur Ikut Berantas Pungli

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Nasional
KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com