Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencalonan Sandiaga Meragukan, Koalisi Kekeluargaan Dinilai Masih Gamang

Kompas.com - 11/09/2016, 11:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar komunikasi politik dari Universitas Bengkulu yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta, Lely Arrianie, melihat Koalisi Kekeluargaan tak memiliki kontrak politik yang jelas.

Koalisi tersebut seakan hanya untuk kegembiraan politik sesaat untuk menakuti lawan politik atau koalisi lain.

Hal tersebut menyebabkan pencalonan Sandiaga Uno sejak awal terlihat ragu-ragu dan kini semakin gamang.

Langkah partai-partai koalisi tersebut masih bergantung pada sikap politik PDI-Perjuangan, meski pembukaan pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sudah di depan mata.

"Pencalonan Sandiaga oleh Gerindra sendiri sebenarnya berada dalam keraguan. Bukan tidak akan diusung, melainkan belum pasti apakah jadi guberbur atau wakil gubernur," ujar Lely saat dihubungi, Minggu (11/9/2016).

Lely melihat, langkah partai-partai Koalisi Kekeluargaan kini menjadi gamang.

(Baca: Mencari Pasangan Sandiaga Uno...)

PDI-P yang belum menentukan sikapnya untuk Pilgub DKI sekarang memiliki kecenderungan untuk memilih salah satu dari dua opsi. Dua opsi tersebut adalah mendukung petahana atau memunculkan calon kejutan yang berasal dari kader internal.

Dengan dua opsi tersebut, Koalisi Kekeluargaan pun pecah. Terlebih lagi, ada beberapa partai bernapas Islam yang sangat memegang ideologi agama dan enggan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok karena berasal dari kalangan non-Muslim.

"Peta Koalisi Kekeluargaan jadi gamang juga. 'Lho, berarti enggak ada peluang dong untuk usung calon dari kita'," kata dia.

Lely menambahkan, enam parpol di Koalisi Kekeluargaan merupakan parpol yang tidak memiliki kompetensi untuk mengusung calonnya sendiri tanpa penggabungan dengan partai politik lain.

Seharusnya, koalisi tersebut menggagas peta koalisi yang bisa merekatkan parpol di dalamnya.

(Baca: PKS Tawarkan Duet Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera untuk Pilkada DKI)

"Seharusnya, ketika mereka menggagas peta koalisi, dibicarakan betul. Apa saja yang akan mereka rekat dalam koalisi itu. Apakah akan mengusung calon atau mendukung proyek besar, menyukseskan pencalonan yang mereka gagas harus berhasil untuk memenangi pertarungan," tutur Lely.

Adapun soliditas Koalisi Kekeluargaan kini mulai terancam.

Sandiaga Uno, sebagai figur yang digadang menjadi kandidat pesaing Ahok, terancam akan kehilangan dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal tersebut menyusul langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung kadernya, Mardani Ali Sera, untuk menjadi kandidat calon wakil gubernur pendamping Sandiaga.

Langkah PKS tersebut juga diklaim telah mendapat restu dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sementara itu, PPP juga mulai memunculkan nama baru, ustad Yusuf Mansur, di samping nama-nama kandidat cawagub lainnya, seperti Sylviana Murni atau Saefullah.

Kompas TV PKS Usung Kadernya Jadi Cawagub untuk Sandiaga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com