Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Warga Perbatasan Mempunyai KTP Malaysia

Kompas.com - 27/07/2016, 23:03 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga yang tinggal di wilayah perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara banyak yang mempunyai kartu identitas (identity card/IC) Malaysia.

Warga beralasan, mereka sulitnya mengakses layanan administrasi kependudukan Indonesia. Selain itu, warga juga kesulitan mengakses layanan kesehatan dan pendidikan.

Dengan mengantongi KTP Malaysia itu, warga mendapatkan pendidikan dan berobat gratis di Malaysia.

“Akses terdekat untuk berobat dan menempuh pendidikan di wilayah perbatasan ya di negara Malaysia. Dengan memiliki IC, warga perbatasan di Lumbis Ogong bisa berobat dan sekolah gratis,” ujar anggota Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan Lewi Rabu (27/07/2016).

Lewi mengatakan, fenomena warga perbatasan memiliki KTP ganda merupakan kisah lama yang dilupakan. Menurut dia,  warga perbatasan terlalu lama tidak tersentuh kesejahteraan seperti yang dirasakan oleh keluarga mereka yang telah menjadi warga negara Malaysia.

Informasi saja, dari 200 kepala keluarga di Desa Tao Lumbis, saat ini tinggal 70 kepala keluarga saja yang bertahan. “Mereka biasanya sekolah di Malaysia, setelah besar mencari pekerjaan di Malaysia juga. Merasa sejahtera disana mereka meninggalkan desa,” sebut Lewi.

Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nunukan ini berharap pemerintah tidak mengabaikan nasib warga perbatasan di Kecamatan Lumbis Ogong.

Upaya pelayanan KTP langsung cetak yang dilaksanakan oleh Disdukcapil tidak serta merta menyelesaikan permasalahan warga perbatasan yang mempunyai KTP ganda. Kesejahteraan bagi warga perbatasan, sebutnya, harus lebih diutamakan oleh pemerintah.

“Warga perbatasan butuh pembangunan infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan yang selama ini mereka dapatkan dari Malaysia. Masak setiap hari kita hanya melihat gedung bagus, jalan mulus. Kita juga pingin,” katanya.

Meski mempunyai KTP Malaysia dan menikmati fasilitas pendidikan dan kesehatan dari negeri jiran, Lewi mengatakan, rasa nasionalisme warga perbatasan masih tinggi. Mereka melakukannya karena dipaksa oleh keadaan.

”Seharusnya pemerintah Indonesai membantu menjaga rasa nasionalisme mereka dengan memberikan kesejahteraan. Kalau ditanya kecintaan kepada Indonesia, kami sangat cinta Indonesia,” sebut Lewi.

(baca juga: Warga Perbatasan Pilih Pindah Jadi WN Malaysia atau Punya KTP Ganda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Nasional
JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

Nasional
Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Nasional
Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Nasional
Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Nasional
BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

Nasional
UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com